Mencintai Allah : Bagi Hamba Beriman Adalah Keniscayaan – Pada kesempatan ini Duta Dakwah akan membahas tentang Mencintai Allah. Yang mana dalam kesempatan ini membahas bagaimana cara bagi seorang hamba mencintai Allah dengan pembahasan secara singkat dan jelas. Untuk itu silahkan simak ulasan berikut ini.
Mencintai Allah : Bagi Hamba Beriman Adalah Keniscayaan
Mencintai Allah SWT adalah menjadikan Allah SWT dan segala perintahnya sebagai prioritas utama dalam segala wujud kehidupan sehari-hari. Cinta kepada Allah adalah cinta pada level tertinggi, mengalahkan segala bentuk cinta kepada manusia. Termasuk kepada orang tua, istri, anak-anak, harta benda dan semuanya.
Jangankan menjadikan yang selain Allah SWT itu lebih tinggi derajatnya dengan cinta kepada Allah. Dan bahkan bila hanya sama dan sederajat saja, sudah dikatakan dzalim oleh Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah Ayat 165 yaitu.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya. Dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.
Dengan berbagai argumentasi yang tampak sangat jelas seperti itu, sebagian manusia yang sesat pikirannya masih saja ada yang menjadikan selain Allah sebagi Tuhan. Mereka menyembahnya seperti menyembah Allah dan memeperlakukannya seperti Allah. Akan tetapi orang yang beriman menerima hanya kepemimpinan Allah semata dan tidak akan terputus ketaatannya pada Allah.
Sedangkan orang-orang musyrik itu perwalian pada tuhan-tuhan mereka seringkali tergoncang saat mereka ditimpa malapetaka lalu mencari perlindungan kepada Allah Swt. Manusia-manusia yang menganiaya diri mereka sendiri, andai saja tahu siksa yang telah menanti mereka di hari pembalasan ketika segala kerajaan ada pada-Nya, saat semuanya tunduk pada Allah, pasti mereka akan menghentikan kejahatan dan dosa mereka.
Apalagi bila menjadikan semua itu lebih kita cintai dari Allah, tentu lebih parah lagi. Allah menyebut mereka yang mencintai selain dirinya dengan tingkat kecintaan yang lebih tinggi dari mencintai Allah, mereka adalah orang fasiq.
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya: “Katakanlah, “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS At-Taubah Ayat 24)
Tafsiran ayat QS At-Taubah Ayat 24
Wahai Rasul, katakan kepada orang-orang Mukmin, “Apabila kalian lebih mencintai bapak, anak, saudara, istri, kerabat serta harta yang telah kalian dapatkan, juga perdagangan yang kalian takuti kerugiannya serta rumah yang kalian pakai untuk beristirahat dan bertempat tinggal daripada Allah, Rasul- Nya dan berjihad di jalan-Nya, sampai-sampai itu semua lebih menyibukkan kalian daripada menolong Rasul, maka tunggulah sampai Allah menjatuhkan keputusan dan hukuman-Nya atas kalian. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang keluar dari batas-batas agama-Nya.
Tata Cara Mencintai Allah
Cara mencintai Allah tentu harus sesuai dengan cara yang ditentukan Allah SWT. Bukan dengan cara mengarang-ngarang sendiri, apalagi menciptakan sendiri ritual-ritual aneh yang tidak ada dasarnya dari Allah SWT.
Dan bentuk mencintai Allah SWT yang paling tepat adalah dengan cara mengikuti petunjuk dari Rasulullah SAW. Sebab beliau adalah petugas resmi yang diutus Allah SWT kepada umat manusia untuk mengajarkan bagaimana cara mewujudkan bentuk real sebuah cinta kepada-Nya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Katakanlah:. “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Ali Imran Ayat 31)
Tafsiran ayat QS. Ali Imran Ayat 31
Katakan:. “Kalau kalian benar-benar jujur dengan pengakuan cinta dan ingin dicintai Allah, ikutilah perintah dan laranganku, karena aku adalah penyampai risalah Allah. Hal itu akan membuat Allah mencintai dan memberimu pahala, yaitu melalui pemberian karunia kepadamu dan pemaafan kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya.”
Apapun realisasi rasa cinta seseorang kepada Allah SWT, tetapi kalau sampai bertentangan dengan apa yang telah Rasulullah SAW ajarkan, maka pengungkapan bentuk cinta itu justru tertolak, bahkan malah melahirkan laknat dan siksa dari Allah.
Kedudukan Rasulullah
Kedudukan Rasulullah SAW adalah sebagai utusan resmi satu-satunya dari Allah kepada seluruh manusia, bahkan kepada seluruh makhluk hidup yang ada. Maka apa pun yang beliau sampaikan, wajib kita ikuti dengan sepenuh hati. Sebaliknya, apapun yang dilaranganya, tentu saja wajib kita jauhi dari diri kita. Penegasan pernyataan ini disampaikan Allah SWT dalam Al-Quran Al-Kariem yaitu,
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS. Al-Hasyr Ayat 7)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah menggambarkan sebuah pengibaratan tentang bentuk cinta kepada Allah. Beliau berkata bahwa cinta kepada Allah itu ibarat pohon dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah mengenal nama dan sifat Allah, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadap-Nya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya. Dan penyiramnya adalah dzikir kepadaNya. Kapanpun jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).
Demikian ulasan singkat tentang Mencintai Allah : Bagi Hamba Beriman Adalah Keniscayaan. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih.