Buang Air Besar : Etika Masuk Dan Keluar Kamar Kecil

Posted on

Buang Air Besar : Etika Masuk Dan Keluar Kamar Kecil – Pada kesempatan kali ini Dutadakwah akan menerangkan tentang adab atau etika buang hajat. Apa yang mesti diucapkan ketika masuk dan keluar kamar kecil?.

Buang Air Besar : Etika Masuk Dan Keluar Kamar Kecil

Dalam Bab Etika Buang Hajat telah diterangkan dengan beberapa hadits. Dan untuk lebih jelasnya silahkan disimak uaraiannya di bawah ini.

Mukadimah

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ للهِ أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله   اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ:  أَمَّا بَعْدُ

Segala Puji hanya bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi Agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Pembaca yang kami banggakan berikut beberapa dalil mengulas tentang etika buang hajat.

Dalil Etika Masuk Dan Keluar Hamam

Aebagai seorang muslim yang baik, maka mesti akan selalu memperhatikan pada stiap af’al, aqwal dan ahwalnya. Termasuk juga dalam hal mau masuk ke kamar kecilpun mesti akan mempertimbangkan dengan segala etikanya. Untuk memasuki kamar kecil itu ada adab dan tata caranya. Adapun dalil-dali tentang etika masuk dan keluar kamar kecil adalah sebagai berikut.

Hadits Dari Anas Bin Malik

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم إذَا دَخَلَ الخَلاَءَ قَالَ: اللَّهُمْ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبْثِ وَالخَبَائِثِ» رواه الجماعة

Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Adalah Rasulullah SAW, apabila masuk ke tempat buang hajat, beliau mengucapkan, “Allaahumma innii A’uudzu bika minal khubutsi wal khabaa’itsi’ Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari setan jantan dan setan betina|.” (HR. Jama’ah)

Hadits Dari Sa’id Bin Manshur

ولسعيد بن منصور في سننه كان يقول: «بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمْ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبْثِ وَالخَبَائِثِ». سعيد بن منصور في سننه

Dalam riwayat Sa’id bin Manshur di dalam kitab Sunannya: Beliau mengucapkan, “Bismillaah, allaahumma innii Auudzu bika minal khubutsi wal khabaa’itsi’ (Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari setan jantan dan setan betina”.

Hadits Dari ‘Aisyah

وعن عائشة رضي الله عنها قالت: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ إذَا خَرَجَ مِنَ الخَلاَءِ قَالَ: غُفْرَانَكَ» رواه الخمسة إلا النسائيه

Dari Aisyah, ia menuturkan: “Apabila Nabi SAW keluar dari tempat buang hajat, beliau mengucapkan, “Ghufraanaka? Aku memohon ampun-Mu.” (HR. Imam yang lima kecuali An-Nasa’i)

Hadits Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu

وعن أنس رضي الله عنه قال: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الخَلاَءِ قَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الأَذَى وَعَافَانِي» رواه ابن ماجه

Dari Anas, ia menuturkan, “Adalah Nabi SAW, apabila beliau keluar dari tempat buang hajat, beliau mengucapkan, “Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annil adzaa wa “aafaaniy’ (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkanku”. (HR. Ibnu Majah)

Keterangan Pensyarah

Ucapan perawi (Adalah Nabi SAW, apabila masuk ke tempat buang hajat, beliau mengucapkan, “Allaahumma innii A’uudzu bika minal khubutsi wal khabaa’its?), pensyarah Rahimahullah Ta’ala mengatakan: Disebutkan di dalam. AI Fath, “Yakni beliau mengucapkan doa itu ketika hendak masuk, bukan setelahnya sebagaimana dinyatakan oleh Al Bukhari di dalam AI Adab Al Mufrad.” Maksudnya adalah pada tempat-tempat yang dikhususkan untuk buang hajat, adapun di tempat lainnya, maka doa itu diucapkan ketika hendak buang hajat saat menyingsingkan pakaian. Demikian menurut pendapat Jumhur.

Kemudian tentang pujian Nabi SAW terhadap Allah, hal ini karena adanya nikmat yang nyata yang telah dianugerahkan, karena bila tertahannya kotoran itu (di dalam perut) maka hal itu akan menyebabkan kebinasaan, maka keluarnya kotoran itu merupakan nikmat. Setiap orang yang memakan makanan sehingga menutupi laparnya, lalu kotorannya keluar dengan mudah, wajib baginya untuk memperbanyak pujian kepada Allah Ta’ala. (Dinuqil dari Mukhtashar Nailul-Authar

Kesimpulan Akhir

Dari Uraian di atas dapat diambil inti sarinya adalah mengenai etika buang hajat. Ketika mau buang hajat mesti baca doa. Demikan juga ketika keluar setelah buang hajat juga mesti ada doa.

Doa Mau Buang Hajat

Arabic

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمْ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبْثِ وَالخَبَائِثِ

Indonesia

Bismillaah, allaahumma innii Auudzu bika minal khubutsi wal khabaa’itsi

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari setan jantan dan setan betina

Doa Setelah Beristinja

Arabic

اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ الشَّكِّ وَالنِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ

Indonesia

Allahumma Thohhir qolbiy minasy-Ssyakki wan-Nifaqi, wa hash-shin farjiy minal-fawahisyi.

Artinya: Ya Allah Sucikanlah hati say dari keragu-raguan dan nifaq, serta jagala farjiku dari segala yang keji.

Doa Keluar Dari kamar Kecil

Arabic

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الأَذَى وَعَافَانِي

Indonesia

Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annil adzaa wa “aafaaniy.

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkanku.

Buang Air Besar Etika Masuk Dan Keluar Kamar Kecil
Buang Air Besar Etika Masuk Dan Keluar Kamar Kecil

Demikian ulasan tentang Buang Air Besar : Etika Masuk Dan Keluar Kamar Kecil Semoga bermanfaat untuk yang masih belajar. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab.