Rasulullah Mengizinkan Para Wanita Keluar Pada Hari Raya

Rasulullah Mengizinkan Wanita Keluar Pada Hari Raya Kaum wanita itu tidak boleh sembarangan keluar rumah kecuali pada hari-hari tertentu, Duta Dakwah akan menuliskan tentang wanita diizinkan keluar rumah pada hari raya menukil dari “Syarah ‘Uqudullujain”, Materi ini kami smpaikan untuk bacaan Keluarga, mudah-mudaha semuanya dapat terinspirasi.

Rasulullah Mengizinkan Wanita Keluar Pada Hari Raya

Pembahasan mengenai diizinkannya kaum wanita keluar rumah ini kami tulis dari Kitab kecil yang bernama “’Uqudullujain”. Tulisan ini adalah lanjutan yang ke 33, untuk lebih jelasnya mengenai hal ini mari kita baca bersama uraiannya berikut ini:

Mukodimah

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ، فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِـمِيْنَ ؛ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ،نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْـمَةً لِلْعَالَمِيْنَ ، وَعَلَى اَلِهِ أَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ أُمَّهَاتِ الـمُؤْمِنِيْنَ ، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الغُرِّ الـمَيَامِيْنِ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Puji dan Syukur senantiasa tetap kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT. Sholawat dan salamnya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi Agung Muhammad s.a.w., keluarga dan shahabatnya semua, Amiin…

Saudara dan saudariku seiman yang dirahmati Allah SWT. Tidak selamanya perempuan itu dilarang keluar rumah, pada waktu dan hari-hari tertentu itu diizinkan oleh Rosulullah s.a.w., seperti pada hari raya, pada intinya mengapa kaum wanita dilarang keluar rumah?, jawabannya tentu karena sangat dikhawatirkan timbulnya fitnah. Berikut ini Materi yang kami sampaikan berkaitan dengan hal tersebut:

Wanita Diizinkan Keluar Pada Hari-Hari Raya

وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: {قَد أَذِنَ لَهُنَّ فِيْ الأَعْيَادِ خَاصَّةً أَنْ يَخْرُجْنَ}. وَاْلُخُرُوْجُ مُبَاحٌ لِلْمَرْأَةِ الْعَفِيْفَةِ بِرِضَا زَوْجِهَا، وَلَكِنْ الْقُعُوْدُ أَسْلَمُ. وَيَنْبَغِى أَنْ لَاتَخْرُجَ إِلَّا لِمُهِمٍّ، فَإِذَا خَرَجَتْ فَيَنْبَغِى أَنْ تَغُضَّ بَصَرَهَا عَنِ الرِّجَالِ، وَلَسْنًا نَقُوْلُ: إِنَّ وَجْهَ الرَّجُلِ فِيْ حَقِّهَا عَوْرَةٌ كَوَجْهِ الْمَرْأَةِ فِيْ حَقِّهِ، بَلْ هُوَ كَوَجْهِ الصَّبِيِّ الْأَمْرَدِ فِيْ حَقِّ الرَّجُلِ، فَيَحْرُمُ النَّظْرُ عِنْدَ خَوْفِ الْفِتْنَةِ فَقَطْ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فَلَا إِذْ لَمْ يَزَالْ الرِّجَالُ عَلَى مَمَرِ الزَّمَانِ مَكْشُوْفَيْ الْوُجُوْهِ، وَالنِّسَاءُ يَخْرُجْنَ مُتَنَقَبَاتٍ. وَلَوْكَانَ وُجُوْهُ الرِّجَالِ عَوْرَةً فِيْ حَقِّ النِّسَاءِ لَأُمِرُوْا بِالتَّنَقُبِ، أَوْ مُنِعْنَ مِنَ الْخُرُوْجِ إِلَّا لِضَرُوْرَةٍ

Dan adalah Rosulullah s.a.w. sesungguhnya telah mengizinkan para wanita keluar rumah hanya khusus pada hari-hari raya saja (keluar rumah diperbolehkan bagi wanita yang memelihara agamanya dengan ridhonya suami, akan tetapi diam di rumah itu lebih aman, dan seogyanya ia tidak keluar rumah kecuali untuk hal yang sangat penting, Dan ketika ia keluarpun maka seyogyanya ia menundukan pandangan nya dari melihat laki-laki ajnabiy.

Dan Bukan berarti kami berbicara: Bahwasanya wajah lelaki dalam haknya perempuan itu adalah aurat seperti halnya wajah wanita pada haknya lelaki, namun hal itu adalah sama seperti wajah anak kecil yang sudah ngangkat balig pad haknya lelaki, mak haram melihatnya ketika ada kekhawatiran fitnah saja.

Jadi Apabila tidak ada kekhawatiran fitnah maka tidak mengapa, sebab para lelaki itu tidak henti-hentinya sepajang zaman selalu membuka mukanya, padahal para wanita mereka keluar selalu berjilbab. Dan kalaupun seandainya wajah lelaki itu adalah aurat dalam haknya perempuan pasti mereka diperintahkan untuk menutupinya, atau mereka perempuan itu dilarang keluar kecuali dalam keadaan terpaksa.

Rasulullah Mengizinkan Wanita Keluar Pada Hari-Hari Raya
Rasulullah Mengizinkan Wanita Keluar Pada Hari-Hari Raya

Para Lelaki harus berusaha keras menjaga keluarganya

وَأَنْ يُبَالِغَ فِيْ حِفْظِهِنَّ خُصُوْصًا فِيْ هَذَا الزَمَانِ، وَلاَيُقَصِّرُ فِيْ ذَلِكَ عَنْ شَيْءٍ مِمَّا يُطِيْقُ) أَيْ يَقْدِرُ عَلَيْهِ (وَ لاَ يَأْذَنَ فِيْ الْخُرُوْجِ إلاَّ فِيْ اللَيْلِ مَعَ مَحْرَمٍ) بِنَسَبْ أَوْغَيْرِهِ (أَوْ نِسَاءٍ ثِقَاتٍ) وَلَوْ إِمَاءً (فَلاَ يَكْفِى عَبْدٌ حَيْثُ لَمْ يَكُنْ مَعَهَا نِسَاءٌ ثِقَاتٌ، لأَنَّهَا الأَمَانَةَ فِيْ الْعَبِيْدِ نَادِرَةٌ) وَلِأَنَّ الْمَرْأَةَ تَسْتَحْيِ بِحَضْرَةِ مِثْلِهَا مَا لَا يَسْتَحْيِهِ الذَّكَرُ بِحَضْرَةِ مِثْلِهِ، وَمِنْ ثَمَّ لَمْ تَجُزْ خُلُوَّةُ رَجُلِ بِأَمْرَدَيْنِ أَوْ أَكْثَرَ. وَلَايَجُوْزُ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَخْرُجَ خَارِجَ السَّوْرِ وَلَوْ مَعَ النِّسْوَةِ الثِّقَاتِ، أَوْ إِذْنِ الزَّوْجِ بَلْ لَابُدَّ مِنْ خُرُوْجِهِ هُوَ أَوِ الْمَحْرَمُ مَعَهَا. فَمَا يَقَعُ الْأَنَ مِنْ خُرُوْجِ النِّسَاءِ إِلَى الْمَقَابِرِ الَّتِيْ خَارِجَ السَّوْرِ مَعْصِيَّةٌ يَجِبُ مَنْعُهُنَّ مِنْهُ

Dan Laki-laki (suami atau kepala keluarga) harus berusaha keras dalam menjaga mereka (istri dan anak perempuan) terlebih di zaman sekarang ini. Dan jangan sembarangan mengizinkan mereka dalam hal-yang mampu ia cegah, dan jangan berikan izin keluar rumah kecuali malam hari bersama mahromnya senasab atau bukan, atau bersama wanita yang bisa dipercaya meskipun itu amat.

Maka tidak cukup bila disertai oleh abidnya tanpa disertai pula wanita ats-tsiqoh sebab adanya keamanahan pada abid itu jarang, karena sesungguhnya perempuan itu dia mersa malu dengan kehadiran sesamanya yang mana kalau lelaki ia tidak ada rasa malu dengan kehadiran sesamanya, oleh karena itu tidak boleh seorang lelaki bersepi-sepi dengan dua orang anak yang sudah ngangkat balig atau lebih.

Dan tidak boleh bagi perempuan keluar pagar rumah meskipun bersama dengan perempuan terpercaya, atau atas seizing suaminya bahkan ia harus keluar bersama suami atau disertai mahramnya. Jadi yang terjadi pada zaman sekarang ini dari keluarnya perempuan ke pekuburan yang berada di luar pagar rumah itu adalah kemaksiyatan, maka tentu wajib hukmunya mencegah mereka dari prihal tersebut.

Demikian Uraian kami tentang Rasulullah Mengizinkan Wanita Keluar Pada Hari Raya – Semoga Risalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pelajaran serta renungan, pertimbangan yang selanjutnya dapat diamalkan. Semoga Allah meridhoi. Abaikan saja uraian kami ini jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya.

بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ