Cemburu Tidak Boleh Cemburuan

Posted on

Cemburu Tidak Boleh Cemburuan Kita perlu mempunyai sipat cemburu tapi bukan cemburu buta, Duta Dakwah akan menyampaika tentang sipat cemburu yang dianjurkan dan ini menukil dari “Syarah ‘Uqudullujain”, Untuk dijadikan bacaan Keluarga Bahagia, semoga uraian ini bisa dipelajari dan di’amalkan, bisa membina keluarga yang harmonis. Sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat amiin.

Cemburu Tidak Boleh Cemburuan

Pembahasan mengenai sipat cemburu ini yang dinukil dari “’Uqudullujain”. Tulisan ini adalah lanjutan yang ke 35, Dan untuk lebih jelasnya mengenai hal ini mari kita baca bersama uraiannya berikut ini:

Mukodimah

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ، وَهَدَىنَا عَلَى دِيْنِ الْإِسْلَامِ، أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ حَقُّ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْد

Puji dan Syukur senantiasa tetap kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT. Sholawat dan salamnya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi Agung Muhammad s.a.w., keluarga dan shahabatnya semua, Amiin…

Saudara dan saudariku yang dirahmati Allah SWT. Ada banyak di kalangan saudara-sadari kita yang tidak mempunyai sipat cemburu dan tidak sedikt juga di kalangan saudara sadari kita yang mempunyai sipat cemburu, namun cemburunya tentu yang berlebihan, lalu cemburu yang bagaimanakah yang semestinya kita miliki?   berikut inilah materinya tentang cemburu:

Cemburu itu bagus tapi tidak boleh cemburuan

وَكَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: “أَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ أَلاَ تَغَارُوْنَ، يَتْرُكُ أَحَدُكُمْ امْرَأَتَهُ تَخْرُجُ بَيْنَ الرِجَالِ، تَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَيَنْظُرُوْنَ إِلَيْهَا”). وَقَالَ عَلِيٌّ رضي الله عنه: {لاَ تُكْثِرْ الغَيْرَةَ عَلَى أَهْلِكَ، فَتَرْمِى بِالسُوْءِ مِنْ أَجْلِكَ}. فَقَوْلُهُ: “يَتْرُكُ” بِمَعْنَى يَجْعَلُ، وَقَوْلُهُ: “اِمْرَأَتَهُ” مَفْعُوْلٌ أَوَّلٌ، وَجُمْلَةُ قَوْلِهِ: “تَخْرُجُ” مَفْعُوْلٌ ثَانٍ. وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: {إِنَّ مِنَ الغَيْرَةِ مَا يُحِبُّهُ اللهُ، وَمِنْهَا مَا يَبْغَضُهُ اللهُ. وَمِنَ الخُيَلاَءِ مَا يُحِبُّهُ اللهُ، وَمِنْهَا مَا يَبْغَضُهُ اللهُ. فأمَّا الغَيْرَةُ التي يُحِبَّهَا اللهُ فَالْغَيْرَةُ فِيْ الرِيْبَة ِ، وَالغَيْرَةُ التِيْ يَبْغَضُهَا اللهُ فَالغَيْرَةُ فِيْ غَيْرِ رِيْبَةٍ. وَالاخْتِيَالُ الَّذِيْ يُحِبُّهُ اللهُ اخْتِيَالُ الرَجُلِ بِنَفْسِهِ عِنْدَ القِتَالِ وَعِنْدَ الصَدَقَةِ وَالاخْتِيَالُ الذِيْ يَبْغَضُهُ اللهُ َالاخْتِيَالُ فِيْ البَاطِلِ

Sayidina Ali Karomallahu wajahah mengatakan, ”Apakah kalian tidak malu. Apa kalian tidak cemburu membiarkan perempuan-perempuan (istri-istri) mu keluar ke tengah-tengah kaum lelaki. Ia melihat para lelalki dan mereka juga memperhatikan dirinya”. Sebaliknya cemburu yang berlebihan juga tidak baik. Sayidina Ali Karomallahu wajahah mengatakan hal itu, ”Janganlah kamu berlebihan mencemburui. Sebab dengan kecemburuan yang berlebihan itu sama artinya menuduh istrimu berbuat buruk”

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya di antara kecemburuan ada yang di cintai Allah dan ada pula kecemburuan yang di benci Allah. Di antara sikap berbangga diri ada yang di sukai Allah dan ada pula sikap berbangga diri yang di murkai Allah. Adapun kecemburuan yang di sukai Allah adalah kecemburuan (Dalam hal keragu-raguan). Kecemburuan yang di benci Allah adalah kecemburuan di luar hal itu. Adapun sikap berbangga diri yang di sukai Allah adalah keberbanggaan seseorang ketika maju kemedan pertempuran di saat terjadinya bencana. Sikap keberbanggaan yang dibenci Allah adalah dalam hal kebatilan”

Perempuan di Zaman Kita Sekarang Ketika Keluar Rumah

أَمَّا زَمَانُنَا) هذا (إِذَا خَرَجَتْ) أيْ الْمَرْأَةُ (مِنْ بَيْتِهَا، فَهَذَا) أيْ الرَّجُلُ (يَغْمِزُ بِعَيْنِهِ) أيْ يُشِيْرُ إِلَيْهَا بِعَيْنِهِ وَحَاجِبِهِ وَيَحْبِسُهَا بِيَدِهِ (وَهَذَا) أيْ الرَّجُلُ (يَقْبِصُ بِيَدِهِ) وَالْقَبْصُ بِالصَّادِ الْمُهْمَلَةِ: التَّنَاوُلُ بِأَطْرَافِ الْأَصَابِعِ (وَهَذَا) أيْ الرَّجُلُ (يَتَكَلَّمُ بِكَلاَمٍ فَاحِشٍ لاَ يَرْضَاهُ) أيْ ذَلِكَ الْكَلَامَ (ذُوْ دِيْنٍ لأَهْلِهِ) أيْ زَوْجَاتِهِ وَبَنَاتِهِ وَأَتْبَاعِهِ (وَلاَ امْرَاَةٌ صَالِحَةٌ. وَقَالَ) أحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ (ابْنُ حَجَرٍ) فِيْ الزَّوَاجِرِ عَنْ اِقْتِرَافِ الْكَبَائِرِ (إِذَا اضْطُرَّتْ امْرَأَةٌ لِلْخُرُوْجِ لِزِيَارَةِ وَالِدٍ) أَيْ مَثَلًا  (خَرَجَتْ، لَكِنْ بِإِذْنِ زَوْجِهَا غَيْرَ مُتَبَرِّجَةٍ) أيْ غَيْرَ مُظْهِرَةٍ لِلزِّيْنَةِ وَالْمَحَاسِنِ لِلرِّجَالِ وَحَالَ كَوْنِهَا (فِيْ مِلْحَفَةٍ) بِكَسْرِ الْمِيْمِ، وَهِيَ الْمَلَاءَةُ الَّتِي تَلْتَحِفُ بِهَا الْمَرْأَةُ (وَسِخَةٍ) بِكَسْرِ السِّيْنِ، إِسْمُ فَاعِلٍ (وَثِيَابٍ بِذْلَةٍ) بِكَسْرِ الْبَاءِ عَلَى الْأفْصَحِ، وَالْفَتْحِ لُغَةً وَهِيَ الْمُمْهِنَةُ (وَتَغُضُّ طَرِفَهَا) بِكَسْرِ الرَّاءِ (فِيْ مَشْيِهَا، وَلاَ تَنْظُرُ) أيْ الْمَرْأَةُ (يَمِيْنًا وَلاَ شِمَالاً، وَإِلاَّ) تَكُنْ كَذَلِكَ، بِأَنْ خَالَفَتْ الْمَذْكُوْرُ (كَانَتْ عَاصِيَةً) لِلّٰهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِزَوْجِهَا

Di zaman kita dewasa ini, kalau ada perempuan keluar rumah maka hampir di pastikan menjadi sasaran godaan kaum lelaki. Yakni kaum lelaki dengan cara mengedipkan matanya yakni berisyarat kepadanya denga kedipan mata dan alisnya serat menyentuhnya dengan tangan laki-laki itu, yaitu menjuil dengan tangannya. (Adapun kalimat : “al-Qobshu” dengan menggunakan huruf shod yantak bertitik artinya adalah: mencuil dengan menggunakan ujung jari) dank lelaki ini dia berkata dengan sindiran kata kata yang jorok yang tidak menyenangkan telinganya. Yakni perkataan yang jorok tersebut jelas tidak mengenakan baagi orang yang beragama untuk keluarganya yaitu istrinya, putrid-putrinya dan para pengikutnya, demikian juga tidak mengenakan bagi perempuan yang sholihah.

Ibnu Hajar mengatakan,  jika seorang perempuan (istri) bermaksud hendak keluar untuk menjenguk orang tua, misalnya, sebenarnya tidak dilarang. Tetapi terlebih dulu harus memperoleh izin dari suaminya. yang perlu diperhatikan pula, hendaknya ketika keluar jangan memamerkan perhiasan dan dandanannya. Sebaiknya bahkan dirinya dianjurkan agar berdandan sebagaimana seorang pelayan yang kotor tubuhnya.

Pakaian yang dikenakannya tidak perlu bagus, melainkan pakaian yang sederhana. Pandangan hendaknya dijaga, di tundukkan sepanjang jalan. Tidak perlu tengok kanan dan kiri. jika tidak begitu justru akan membuka kesempatan untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah, Rasul-Nya dan kemaksiatan kepada suaminya.

Kalimat: “Milhafah” dibaca kasrah mimnya dan yaitu artinya perempuan yang tertutup penuh dengan penutup. Dan kalimat: “sikhotin” dibaca kasrah sinnya, itu adalah isim fa’il. Kata: “Bidzlatin” dengan dibaca kasrah huruf ba menurut yang lebih afshoh dan juga boleh dibaca fathah dan iaitu artinya pakaian yang hina.

Cemburu Itu Bagus Tapi Tidak Boleh Cemburuan
Cemburu Itu Bagus Tapi Tidak Boleh Cemburuan

Kisah Perempuan Menor Meninggal Dunia

وَ) حُكِيَ أَنَّهُ (مَاتَتْ امْرَأَةٌ مُتَبَرِّجَةٌ) أيْ مُبَرِّزَةٌ لِلزِّيْنَةِ مَاشِيَّةٌ بَيْنَ الرِّجَالِ (فَرَآهَا بَعْضُ أَهْلِهَا فِيْ النَوْمِ وَقَدْ عُرِضَتْ عَلَى اللهِ فِيْ ثِيَابٍ رُقَاقٍ) بِضَمِّ الرَّاءِ (فَهَبَّتْ رِيْحٌ فَكَشَفَتْهَا فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهَا، وَقَالَ خُذُوْا بِهَا ذَات الشِّمَالِ) أَيْ نَاحِيَّتِهِ (إِلَى النَارِ، فَإِنَّهَا) أيْ هَذِهِ الْمَرْأَةَ (كَانَتْ مِنَ المتَبَرِّجَاتِ) أيْ الْمُبَرِّزَاتِ لِلزِّيْنَةِ وَالْمُحَسَنَاتِ لِلْمَشْيِ (فِيْ الدُنْيَا

Dikisahkan: Bahwasanya ada seorang perempuan yang gemar memamerkan hiasannya di depan kaum lelaki. Ia mati. Hingga suatu malam di antara saudaranya ada yang bermimpi melihat dirinya di hadirkan kehadapan Allah dengan mengenakan busana yang sangat tipis. Saat itu angin bertiup menerpa busananya, tersingkaplah busananya. Allah berpaling tidak sudi memperhatikannya. Allah berfirman: ”Seret dia ke NERAKA ……..!!! Sesungguhnya perempuan itu termasuk orang yang suka memamerkan dandanannya sewaktu di dunia.

Demikian Uraian kami tentang Cemburu Tidak Boleh Cemburuan – Semoga dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua sebagai Pasangan Suami Istri yang ingin membina rumah tangganya untuk mecapai mardhotillah. Abaikan saja uraian kami ini jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya.

بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ