Ganjaran Wanita Sholihah Di Sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala – Mengenai Prilaku Wanita Sholihah Duta Dakwah akan menuliskannya berseumber dari “Syarah ‘Uqudullujain”, Untuk bacaan Keluarga Bahagia, in syaa allah ini menjadi inspirasi bagi Pasangan suami istri yang menginginkan dalam rumah tangga harmonis. Sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat amiin.
Ganjaran Wanita Sholihah Di Sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala
Pembahasan mengenai Ganjaran Yang Dilakukan Wanita Sholihah ini kami tulis dari Kitab kecil yang bernama “’Uqudullujain”. Tulisan ini adalah lanjutan yang ke 27, Dan untuk lebih jelasnya mengenai prihal ini mari kita sama-sama menbac tulisan berikut ini:
Mukodimah
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِن، فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَىْ اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحُثُّكُمْ وَنَفْسِيْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ فِيْ كُلِّ وَقْتِ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ، أَمَّا بَعْدُ
Puji dan Syukur senantiasa tetap kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT. Sholawat dan salamnya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi Agung Muhammad s.a.w., keluarga dan shahabatnya semua, Amiin…
Saudara dan saudariku seiman yang dirahmati Allah SWT. Wanita sholiha in syaa allah ia akan selalu berusaha keras untuk menghindari dari perbuatan yang tidak sesuai dengan yang semestia ia lakukan, sebagaimana yang telah diajarkan nabi pasti ia akan senantias berusaha mentaatinya, untuk lebih jelasnya berikut inilah materinya yang kami sajikan:
Istri Keluar Rumah Sementara Suami Tidak Suaka
وَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا وَزَوْجُهَا كَارِهٌ) بِأَنْ لَمْ يَرْضَ عَنْهَا فِيْ خُرُوْجِهَا (لَعَنَهَا كُلُّ مَلَكٍ فِيْ السَمَاءِ وَكُلُّ شَيْءٍ مَرَّتْ عَلَيْهِ غَيْرُ الجِنِّ وَالإِنْسِ حَتَّى تَرْجِعَ أَوْ تَتُوْبَ
Dan Nabi s.a.w. bersabda: Sungguh seorang istri jika ia keluar rumah dan suaminya tidak suka hal itu (yakni keluar tanpa izin serta ridho suami) Maka para malaikat melaknatnya dan setiap perkara yang ia lewati selain jin dan manusia, sehingga ia kembali dan bertaubat.
Ganjaran Besar Seorang Istri
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا تَرْضَى إِحْدَاكُنَّ أَيَّتُهَا النِّسَاءُ) أَيْ نِسَاءُ هَذِهِ الْأُمَّةِ (إنَّهَا إِذَا كَانَتْ حَامِلاً مِنْ زَوْجِهَا وَهُوَ عَنْهَا رَاضٍ) بِأَنْ تَكُوْنَ مُطِيْعَةً لَهُ فِيْمَا يَحِلُّ، وَمِثْلُهَا الْأَمَةُ الْمُؤْمِنَةُ الْحَامِلَةُ مِنْ سَيِّدِهَا (أَنَّ لَهَا) أيْ بِأَنَّ لَهَا مُدَّةَ حَمْلِهَا (مِثْلَ أَجْرِ الصَائِمِ القَائِمِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ) أيْ فِيْ الْجِهَادِ (وَإِذَا أَصَابَهَا الطَلْقُ) أيْ وَجَعُ الْوِلَادَةِ (لَمْ يَعْلَمْ أَهْلُ السَمَاءِ وَالأَرْضِ) مِنْ إِنْسٍ وجِنٍّ وَمَلَكٍ (مَا أُخْفِىَ) خَبَئَ (لَهَا مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ) أيْ مِنْ شَيْءٍ نَفِيْسٍ تَقِرُّ بِهِ عَيْنُهَا لِأَجْلِ مَا أَقْلَفَهَا (فَإِذَا وَضَعَتْ لَمْ يَخْرُجْ مِنْ لَبَنِهَا جُرْعَةٌ) بِضَمٍّ وَسُكُوْنٍ (وَلَمْ يُمَصَّ مِنْ ثَدْيِهَا مَصَّةٌ إِلاَّ كَانَ لَهَا بِكُلِّ جُرْعَةٍ وَبِكُلِّ مَصَّةٍ حَسَنَةٌ، فَإِنْ أَسْهَرَهَا لَيْلَةً) أيْ وَاحِدَةً (كَانَ لَهَا مِثْلُ أَجْرِ سَبْعِيْنَ رَقَبَةً تُعْتِقُهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ) أيْ فِيْ طَاعَتِهِ (بإخْلاَصٍ) أيْ مِنْ غَيْرِ رِيَاءٍ
Rosulullah s.a.w. bersabda: Tidakkah ridho seseorang kalian wahai para istri ?, (yakni Para istri ummat ini), Bahwasanya Jika ia hamil dari suaminya dan suaminya itu ridho kepadanya (karena ta’at pada suaminya dalam hal kebaikan, demikian pula seorang amat yang hamil dari sayidnya), Sungguh ganjaran masa kehamilannya adalah sama seperti ganjaran orang yang berpuasa dan menjalankan sholat sunah di malam hari di jalan Allah, (yakni dalam Jihad fi sabilillha), dan ketika datang sakit perut akan melahirkan, maka ahli langit dan ahli bumi (yakni dari bangsa manusia, jin dan malaikat) mereka tidak mengetahui apa yang Allah berikan dengan tersembunyi dari ketentraman jiwa. (yaitu dari sesuatu yang sangat indah yang dapat menyejukan pandangan mata dengannya karena suatu perkarta yang telah menggelisahklannya).
Dan ketika bayi telah terlahir, Maka tidak keluar dari payudaranya seteguk asi, dan satu kali sedotan bayi kecuali baginya pada setiap tegukan asi dan satu kali sedotan adalah satu kebaikan, maka ketika ia harus terbangun di malam hari, maka baginya ganjaran memerdekakan tujuh puluh hamba sahaya di jalan Allah serta dalam keadaan ikhlas (yakni tidak ada riya dalam hatinya).
Menurut Al-Manawi yang dimaksudkan denga tujuh puluh
قَالَ الْمَنَاوِيُّ: وَالْمُرَادُ باِلسَّبْعِيْنَ التَّكْثِيْرُ. وَمِثْلُ الزَّوْجَةِ الْأَمَةُ الْمُؤْمِنَةُ الْحَامِلُ مِنْ سَيِّدِهَا. رَوَاهُ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ وَالطَّبْرَانِيُّ وَابْنُ عَسَاكِرٍ عَنْ سَلَامَةَ حَاضِنَةُ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ ابْنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Al-Munawi berkata: Yang dimaksud dengan “Tujuh Puluh” adalah “begitu banyak”. dan seumpama seperti istri yaitu adalah amat yang hamil oleh sayidnya. HR. Al-hasan Ibnu Sufyan, Tabrani dan Ibnu ‘Asakir dari Salamah Pengasuh Sayidian Ibrahim Putra Rosulullah s.a.w.
Pandangan Rahmat Allah Kepada Pasangan Suami Istri
قَالَ الْمَنَاوِيُّ: وَالْمُرَادُ باِلسَّبْعِيْنَ التَّكْثِيْرُ. وَمِثْلُ الزَّوْجَةِ الْأَمَةُ الْمُؤْمِنَةُ الْحَامِلُ مِنْ سَيِّدِهَا(وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الرَجُلَ إِذَا نَظَرَ إِلَى امْرَأَتِهِ وَنَظَرَتْ إِلَيْهِ) بِشَهْوَةٍ أَوْ غَيْرِهَا (نَظَرَ اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِمَا نَظْرَةَ رَحْمَةٍ، فَإِذَا أَخَذَ بِكَفِّهَا) أَيْ لِيُلَاعِبَهَا أَوْ يُجَامِعَهَا (تَسَاقَطَتْ ذُنُوْبُهُمَا مِنْ خِلاَلِ أَصَابِعِهِمَا) أَيْ مِنْ بَيْنِهَا. وَالْمُرَادُ صَغَائِرُ الذُّنُوْبِ لَا الْكَبَائِرُ. وَمَحَلُ ذَلِكَ فِيْمَا إِذَا كَانَ قَصْدُهُمَا الْإِعْفَافُ أَوِ الْوَلَدُ لِتَكْثِيْرِ الْأُمَّةِ. رَوَاهُ مَيْسَرَةُ بْنُ عَلِيٍّ وَالرَّافِعِيُّ عَنْ أَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ.
Rosulullah SAW bersabda: Sesungguhnya jika seorang suami memandang istrinya dengan pandangan n4fs0 sh4hw4t (birahi), Maka Allah SWT memandang keduanya dengan pandangan rohmat. Maka ketika suami menggenggam telapak tangan istri (untuk sekedar membangun keharmonisan atau pemanasan sebelum jima’ ) Maka berjatuhanlah dosa-dosa keduanya dari sela-sela jari jemari mereka berdua.
Yang dimaksud adalah dosa-dosa dalam kategori dosa kecil, bukan dosa besar.
Hal yang dilakukan tersebut, yakni yang dilakukan oleh pasangan suami atas istri seperti diatas yang bisa menghapus dosa-dosa kecil itu adalah apabila dilakukan keduanya (pasutri) dengan maksud memelihara agama atau ingin dikaruniai keturunan. HR. Maesaroh bin ali dan Al-rofi’i dari Abi Sa’id Al-khudri
Diantara Ganjaran Bersenggama
وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ الرَجُلَ لَيُجَامِعُ أَهْلَهُ) أَيْ زَوْجَتَهُ (فَيُكْتَبُ لَهُ بِجِمَاعِهِ أَجْرُ وَلَدٍ ذَكَرٍ قَاتَلَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ) أيْ قَاتِلُ الْكُفَّارِ لِإِعْلَاءِ دِيْنِ اللهِ (فَقُتِلَ) وَإِنَّمَا قَالَ ذَلِكَ لِأَنَّهُ لَوْ وُلِدَ لَهُ مِثْلُ هَذَا الْوَلَدِ لَكَانَ لَهُ أَجْرُ التَّسَبُّبِ فِيْهِ مَعَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى خَالِقُهُ وَمُحْيِيْهِ وَمُقَوِّيْهِ عَلَى الْجِهَادِ، وَالَّذِيْ عَلَيْهِ مِنَ التَّسَبُّبِ فَقَطْ فَعَلَهُ، وَهُوَ الْوِقَاعُ، وَذَلِكَ عِنْدَ الْإِمْنَاءُ فِيْ الرَّحْمِ. وَاعْلَمْ أَنَّ فِيْ التَّوَصُّلِ إِلَى الْوَلَدِ قَرْبَةً مِنْ أَرْبَعَةِ أَوْجُهٍ، الْأَوَّلُ: مُوَافِقَةُ مَحَبَّةِ اللهِ بِالسَّعْيِ فِيْ تَحْصِيْل الْوَلَدِ لِبَقَاءِ جِنْسِ الْإِنْسَانِ. الثَّانِي: طَلَبُ مَحَبَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ تَكْثِيْرِ مَنْ بِهِ مُبَاهَاتُهُ، وَالثَّالِثُ: طَلَبُ التَّبَرُّكِ بِدُعَاءِ الْوَلَدِ الصَّالِحِ بَعْدَهُ، وَالرَّابِعُ: طَلَبُ الشَّفَاعَةِ بِمَوْتِ الْوَلَدِ الصَّغِيْرِ إِذَا مَاتَ قَبْلَهُ.
Dan diriwayatkan dari Nabi s.a.w. : Bahwa Sesungguhnya seorang suami ketika menjima’ istrinya maka dicatat baginya seperti ganjaran punya anak laki-laki dan berperang fi sabilillah (yakni memrangi para kapir karena untuk meninggikan agama Allah) kemudia ia gugurdi jalan Allah.
Tentunya dikatakan hal sedemikian itu karena sesungguhnya apabila ia dikaruniai seorang anak laki-laki yang seperti itu niscaya baginya adalah pahala disebabkan di dalamnya yang disertai bahwa Allah SWT adalah Penciptanya, Allah yang menghidupkannya, dan Allah pula lah yang memberi kakeuatan atas jihadnya, dan yaitu hanya penyebab saja yang mana ia telah mengerjakannya, yaitu al-wiqo’ yakni meneteskan spermanya dalam rahim.
Dan ketahuilah…sesungguhnya dalam proses berkeinginan mempunyai keturunan adalah salahsatu bentuk ibadah dari empat macam cara :
- Karena sejalan dalam mahabbah kepada Allah dalam menghasilkan keturunan demi menjaga kelestarian ras manusia’
- Mencari mahabbah rosulullah s.a.w. padanya dalam memperbanyak orang (yakni keturunan) yang juga mencintai rosulullah.
- Menjalankan tabarrukan yakni mengharap berkah dengan berdo’a ingin di karuniai keturunan yang sholih setelah bersetubuh’.
Mengharapkan syafa’at dari rosulullah dengan wafatnya si anak dalam masa kecil, Jika ia si anak wafat sebelum orang tuanya.
Inilah Uraian kami tentang Ganjaran Wanita Sholihah Di Sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala – Semoga dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua sebagai Pasangan Suami Istri, semoga Allah meridhoinya. Abaikan saja uraian kami ini jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya.
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ