Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa Dalam Islam

Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa Dalam Islam – Dalam Islam ada beberapa hari yang dilarang untuk melakukan puasa. Puasa merupakan rukun Islam yang keempat, tetapi dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada. Ada beberapa hari yang menjadi larangan untuk melakukan puasa yang sudah ditentukan oleh Allah SWT juga Rasulullah Saw.

Pada kesempatan kali ini Dutadakwah akan membahas mengenai Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa Dalam Islam Beserta Dalilnya Lengkap. Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:

Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa Dalam Islam

Berikut penjelasan mengenai hari yang dilarang berpuasa dalam Islam:

1. Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha

Kita diharamkan berpuasa di hari raya idul fitri, karena sebelumnya yakni bulan ramadhan kita telah melaksanakan satu bulan penuh puasa. Adapun hari raya idul fitri adalah 1 syawal. Kemudian hari raya idul adha juga diharamkan berpuasa, karena pada hari itu umat muslim disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban dan menyantapnya. Adapun hari raya idul adha yakni pada tanggal 10 dzulhijjah.

2. Hari-Hari Tasyrik

Adapun hari tasyrik adalah 3 hari setelah hari raya idul adha yaitu pada tanggal 11, 12, 13, dzulhijjah, dimana pada hari-hari tersebut diharamkan untuk berpuasa. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ ، وَذِكْرٍ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: “Dari Nubaisyah Al-Hudzali ra., Rasulallah SAW. bersabda : “hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum dan berzikir kepada Allah‘.” (Muttafaqun ’alih)

3. Hari Syak (Hari Yang Diragukan)

Puasa di hari syak juga dilarang, puasa syak adalah tanggal 30 Sya’ban dan apabila ragu karena awal bulan Ramadhan yang belum terlihat hilalnya. Maka dari itulah ketidakjelasan yang dinamakan dengan syak. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ عَمَّارِ بنِ ياسِر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : مَنْ صَامَ اليَوْمَ الذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Barang siapa yang puasa di hari diragukan datangnya puasa, maka ia telah berdurhaka kepada Abal Qasim (yakni Rasulalallah SAW)”. (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibn Hibban)

4. Puasa Sepanjang Masa Tanpa Henti (Dahr)

Adapun yang dimaksud dengan puasa dahr adalah puasa yang dilakukan setiap hari selain puasa yang tidak sah yakni puasa pada hari raya dan puasa pada hari tasyrik atau puasa sepanjang masa tanpa berhenti. Terkecuali jika orang tersebut berpuasa untuk membayar hutang, dia tidak berhenti sebelum hutang puasanya lunas, maka diperbolehkan.

Nabi Saw bersabda:

لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ

Artinya: “Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti.” (HR. Muslim)

5. Puasa Mengkhususkan Pada Hari Jum’at

Adapun puasa yang dilaksanakan pada hari jum’at tanpa didahului dengan hari sebelumnya ataupun sesudahnya maka hukumnya adalah haram. Terkecuali jika ada kaitannya dengan puasa sunnah, seperti puasa sunnah Nabi Daud yaitu sehari puasa sehari tidak, jika pada saat hari jum’at giliran puasa, maka diperbolehkan. Bagi sebagian ulama tidak mutlak mengharamkannya, namun hanya sampai makruh saja.

6. Puasa Sunnah Tanpa Izin Suami

Puasa sunnah akan berubah hukumnya menjadi haram, jika seorang wanita atau istri tersebut tidak memperoleh izin dari suaminya. Namun jika seorang suami mengizinkan maka barulah seorang istri boleh melakukan puasa sunnah. Hal ini disebabkan karena hak suami hukumnya wajib untuk dilakukan dan merupakan fardhu untuk istri, sementara itu puasa hukumnya sunnah sedangkan kewajiban tidak boleh ditinggalkan demi mengejar sunnah semata.

7. Puasa Wanita Saat Haid atau Nifas

Wanita yang sedang haid atau nifas maka diharamkan untuk berpuasa. Tetapi wanita yang sedang haid atau nifas juga harus mengganti puasa tersebut dengan puasa di hari lainnya, jika haid atau nifas datang pada saat bulan Ramadhan.

Catatan:

Materi ini adalah materi ringkas, tidak bisa di telan mentah-mentah, harus dipelajari dan difahami serta digurukan. Puasa Sepanjang masa juga sejatinya  menurut fiqih itu boleh selama itu sudah menjadi kebiasaan bagi yang bersangkutan, asalkan yang bersangkutan tidak puasa pada dua hari raya dan tiga hari padahari tasyri menurut dalam madzhab Syafi’i, sedangkan dalam madzhab Malik hari tasyrik itu hanya dua hari iaitu tgl 11 dan 12 dzul hijjah. puasa hari jum’at juga boleh selama tidak mengkhusus-khsuskan seolah pada hari tersebut hari istimewa khusus buat puasa sunnah, kecuali memang hari tersebut adalah hari kelahiran.

Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa

Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa

Demikian penjelasan materi singkat mengenai;  Hari Yang Dilarang Melakukan Puasa Dalam Islam. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan untuk kita semua. Terimakasih