Berbagai masalah Dalam Puasa Yang Perlu Kita Fahami

Posted on

Berbagai masalah Dalam Puasa Yang Perlu Kita Fahami – Para Pembaca yang kami muliyakan dan kami banggakan, Pada Materi Kultum Sebelumnya kami sudah menerangkan mengenai Supaya Menjaga Lisan Bagi Orang yang Berpuasa. Lalu kemudian pada halaman ini Duta Dakwah akan menyampaikan materinya adalah Kultum Ramadhan Tentang; Berbagai masalah Dalam Puasa. Dan ini In Syaa Allah akan kami sampaikan secara singkat pada materi kultum di bawah ini.

Berbagai masalah Dalam Puasa Yang Perlu Kita Fahami

Saudaru yang dirahmati Alla Subhanahu wa Ta’ala. Ada banyak hala dalam kita berpuasa, yang hal tersebut penting sekali kita semua mengerti dan memahaminya. Salah satu di antaranya ialah; Pasutri pada malam hari menjalankan hub suami istri, kemudian ketiduran samapai terbit faja ia belum mandi, lalu bagaimankah hukumnya?. Untuk lebih jelasnya sebaiknya silahkan antum baca Kultum Duta Dakwah dibawah ini dengan baik.

Materi Kultum.

بسم الله الرّحمن الرّحيم السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ أَمَّا بَعْدُ

Kaum Muslimin wal-Muslimat yang dirahmati Allah SWT, Mari kita senantiasa Memuji Allah dan bersyukur kepadaNya atas segala rahmat dan nikmatNya yang senatiasa Allah Anugerahkan kepada kita, shalawat teriring salam semoga tetap tercurahkan ke haribaan nabi agung Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadirin yang berbahagia melalui kesempatan ini kami akan sampaikan Materi kita adalah tentang masalah-masalah Dalam Puasa.

Makan dan Minum yang lupa padahal sedang berpuasa

Bagaimana hukum orang yang sedang berpuasa ia makan atau minum karena lupa? Jika perihal tersebut terjadi dan betul-betul lupa, maka puasanya tidak batal danteruskan pusanya hingga sampai waktu berbuka sebagaimana sabda nabi s.a.w. :

عِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ : إِذَا نَسِيَ أحَدُكُمْ فَأَكَلَ أَوْ شَرَبَ فَلْيَتِمَّ صَوْمَهُ : فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam sabdanya; “Apabila seseorang di antara engkau semua lupa – bahawa ia berpuasa, lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya – yakni hal itu tidak membatalkan puasanya, kerana sesungguhnya Allah itulah yang memberinya makan dan pula minumnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Hadhirin sidang jama’ah rahimakumullah, itulah makan dan minum langsung pemberian Allah yang tidak membatalkan puasa karena sebab lupa.

Orang yang berpuasa tidak boleh menghirup air secara berlebihan

Jama’ah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika kita sedang berpuasa lalu kita berwudhu, maka ketika kita berkumur dan menghirup air di hidung itu tidak boleh terlalu dalam maksudnya tidak boleh terlalu dihirup, karena dihawatirkan airnya masuk ke rongga tenggorokan yang ber’akibat membatalkan puasa, jadi cukup sekedarnya saja. Demikian ini diterangkan dalam sabda beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam;

وَعَنْ لَقِيْطٍ بْنِ صَبِرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْوُضُوْءِ؟ قَالَ : أَسْبِغِ الْوُضُوْءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ، وَبَالِغْ فِيْ الْاِسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُوْنَ صَائِماً، رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ وَالتِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

Dari Laqith bin Shabirah radiyallahu ‘anhu, katanya; “Saya berkata: “Ya Rasulullah, beritahukanlah padaku perihal berwudhu’.” Beliau shollallahu ‘alaihi wa salla. bersabda; “Sempurnakanlah wudhu’ itu, sela-selailah dengan air antara jari-jari, persangatkanlah menghirup air dalam hidung, melainkan jikalau engkau dalam keadaan berpuasa.” Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

Jama’ah Rahimakumulla, hadits tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa menghirum air (ISTINSYAQ) adalah merupakan sunahnya wudhu dalam madzhab Syafi’i, akan tetapi semestinya kita hindari pada saat kita berpuasa karena ada kekhawatiran melewati rongga hidung yang berakibat membatalkan puasa, namun demikian selama tidak berlebihan atau hanya sekedarnya saja maksudnya tidak dihirup, maka dibolehkan tetapi yang terbaik bagi yang tidak bisa menjaganya lebih baik dihindari.

Orang yang berpuasa sudah waktu subuh belum mandi junub

Pertanyaan: Bagaimana hukumnya, di bulan Ramadhan seseorang melakukan hubungan suami isteri pada malam harinya lalu ketiduran dan bangun sudah pukul enam pagi hari, sementara ia belum mandi besar?,
Jawabannya: Sebaiknya setiap habis melakukan hubungan suami isteri itu langsung mandi bagi laki-laki dan agak diperlambat sedikit bagi perempuan alasan biar tuntas dulu sisa-sisanya atau dibawa untuk buang air kecil terus mandi, jika seperti ini yang dilakukan maka begitu fajar menyingsing ia sudah dalam kedaan suci dari hadats besar, namun apabila itu tidak dilakukan, maka tidak mengapa, artinya tidak mempengaruhi sah dan tidak sahnya puasa baik sengaja menunda atau tidak, akan tetapi kami sarankan jangan sampai terdahului oleh mata hari terbit, sebab jika demikian waktu subuh sudah terlambat, lain halanya jika tidak disengaja. Demikian ini diterangkan oleh Siti ‘Aisyah r.a. :

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُوْمُ. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. dicapai oleh fajar – yakni didahului oleh menyingsingnya fajar, sedang beliau s.a.w. dalam keadaan berjanabat kerana berkumpul dengan isterinya, lalu beliau s.a.w. mandi dan terus berpuasa.” (Muttafaq ‘alaih)

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَأُمِّ سَلَّمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتَا : كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصْبِحُ جُنُباً مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ ثُمَّ يَصُوْمُ، مُتَّفّقٌ عَلَيهِ

Dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah s.a.w. berpagi-pagi dalam keadaan berjanabat, bukannya kerana bermimpi – maksudnya kerana berkumpul dengan isterinya, kemudian beliau berpuasa.” (Haduts Muttafaq ‘alaih).

 

Kaum muslimin Rahimakumullah, Demikian yang dapat kami sampaikan, terimakasih atas segala perhatian dan mohon ma’af atas segala kekurangan.

بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

Demikian ulasan : Berbagai masalah Dalam Puasa Yang Perlu Kita Fahami – Semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Kultum ini bersambung ke Kultum Ramadhan  dengan Tema; Keutamaan Memberi Makan Untuk Berbuka Puasa. silahkan dibuka dan dibaca,Terimakasih atas kunjungannya. Wallahul muwaffiq wal ‘afwu mingkum.