Yang Membatalkan Puasa Menurut Fiqih Itu Ada Beberapa Hal

Posted on

Yang Membatalkan Puasa Menurut Fiqih Itu Ada Beberapa Hal – Pembaca semuanya yang kami banggakan rahimakumullah. Pada kesempatan yang lalu kami telah menyampaikan Materi Kultum bertemakan; Fardhu-fardhunya puasa ramadhan menurut fiqih. Dan kemudian untuk kesempatan kali ini kami Duta Dakwah in syaa allah akan menyampaikanmatri kultumnya mengenai; Yang Membatalkan Puasa Menurut Fiqih Itu Ada Beberapa Hal. Materi ini In Syaa Allah akan kami sampaikan secara singkat semoga bisa difahami.

Yang Membatalkan Puasa Menurut Fiqih Itu Ada Beberapa Hal

Penting sekali bagi muslim beriman yang sudah ‘akil baligh, kiranya mengetahui segala hal yang dapat membatalkan puasanya. Setiap kita pastinya sudah banya yang memahami mengenai hal hal yang membatalkan puansa. Tetapi in syaa allah tidak ada kelirunya jika kami juga menyampaikan lagi melalui kesempatana ini. Untuk lebih jelasnya maka sebaiknya antum silahkan baca materi Kultum Duta Dakwah dibawah ini dengan baik.

Materi Kultum.

بسم الله الرحمن الرحيم السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَافِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Kaum Muslimin wal-Muslimat yang Rahimakumullah. Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam Allah semoga tetap tercurahkan ke haribaan nabi agung Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.

Ma’asyirol muslimuin yang berbahagia. Melalui kesempatan ini kami akan sampaikan Tema kita adalah; Kultum Tentang Hal hal yang Membatalkan Puasa menurut fiqih. Menurut fiqih Madzhab Syafi’i, dan pasal ini kami kutip dari Kitab fiqih Fathul-qorib.

Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

beberapa hal yang membatalkan puasa sebagaimana diterangkan dalam fiqih yang sudah sama sama kita pelajari adalah seperti yang retulis dalam beberapa fan fiqih. Adapun di antara keterangannya adalah sebagai berikut:

(وَالَّذِيْ يُفْطِرُ بِهِ الصَّائِمُ عَشَرَةُ أَشْيَاءَ) أَحَدُهَا وَثَانِيْهَا (مَا وَصَلَ عَمْداً إِلَى الْجَوْفِ) الْمُنْفَتِحِ (أَوْ) غَيْرِ الْمُنْفَتِحِ كَالْوُصُوْلِ مِنْ مَأْمُوْمَةِ إِلَى (الرَّأْسِ) وَالْمُرَادُ إِمْسَاكُ الصَّائِمِ عَنْ وُصُوْلِ عَيْنٍ إِلَى مَا يُسَمَّى جَوْفاً (وَ) الثَّالِثُ (الْحُقْنَةُ فِيْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ) وَهُوَ دَوَاءٌ يُحْقِنُ بِهِ الْمَرِيْضُ فِيْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ الْمُعَبَّرِ عَنْهُمَا فِيْ الْمَتْنِ بِالسَّبِيْلَيْنِ (وَ) الرَّابِعُ (الْقَيْءُ عَمْداً) فَإِنْ لَمْ يَتَعَمَّدْ لَمْ يَبْطُلْ صَوْمُهُ كَمَا سَبَقَ. (وَ) الْخَامِسُ (الْوَطْءُ عَامِداً) فِيْ الْفَرْجِ فَلَا يَفْطُرُ الصَّائِمُ بِالْجِمَاعِ نَاسِياً كَمَا سَبَقَ(وَ) السَّادِسُ (الْإِنْزَالُ) وَهُوَ خُرُوْجُ الْمَنِيِّ (عَنْ مُبَاشَرَةٍ) بِلَا جِمَاعٍ مُحَرَّماً كَانَ كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِهِ أَوْ غَيْرَ مُحَرَّمٍ كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِ زَوْجَتِهِ أَوْ جَارِيَتِهِ وَاحْتَرَزَ بِمُبَاشَرَةٍ عَنْ خُرُوْجِ الْمَنِيِّ بِالْاِحْتِلَامِ فَلَا إِفْطَارَ بِهِ جَزْماً (وَ) السَّابِعُ إِلَى آخِرِ الْعَشَرَةِ (الْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَالْجُنُوْنُ وَالرِّدَةُ) فَمَتَى طَرَأَ شَيْءُ مِنْهَا فِيْ أَثْنَاءِ الصَّوْمِ أَبْطَلَهُ.

Hal-hal yang membuat orang berpuasa menjadi batal ada sepuluh perkara.

Yang pertama dan kedua adalah sesuatu yang masuk dengan sengaja ke dalam lubang badan yang terbuka atau tidak terbuka. Contoh seperti masuk ke dalam kepala dari luka yang tembus ke otak. Kemudian yang dikehendaki adalah seseorang yang berpuasa harus mencegah masuknya sesuatu ke bagian badan yang dinamakan jauf. (Lubang).

Yang ke tiga adalah al huqnah. Yakni (menyuntik) di bagian salah satu dari qubul dan dubur. Huqnah adalah obat yang disuntikkan ke badan orang yang sakit melalui qubul atau dubur. Yang diungkapkan di dalam matan dengan bahasa “sabilaini (dua jalan)”.

Yang ke empat adalah muntah dengan sengaja. Jika tidak sengaja, maka puasanya tidak batal seperti yang telah dijelaskan. Yang ke lima adalah wathi’ dengan sengaja di bagian farji. Maka puasa seseorang tidak batal sebab melakukan jima’ dalam keadaan lupa seperti yang telah dijelaskan.

Yang ke enam adalah inzal. Artinya yaitu keluar sperma sebab bersentuhan kulit dengan tanpa melakukan jima’. Baik keluar sperma tersebut diharamkan seperti mengeluarkan sperma dengan tangannya sendiri. Atau tidak diharamkan seperti mengeluarkan sperma dengan tangan istri atau budak perempuannya. Dengan bahasa “sebab bersentuhan kulit”. Mushannif mengecualikan keluarnya sperma sebab mimpi basah. Maka secara pasti hal itu tidak bisa membatalkan puasa.

Yang ke tujuh hingga akhir yang ke sepuluh adalah haidl, nifas, gila dan murtad. Maka barang siapa mengalami hal tersebut di tengah-tengah pelaksanaan puasa, maka hal tersebut membatalkan puasanya.

Kesimpulan

Sepuluh perkara tersebut ringkasnya adalah:

  1. Memasukan sesuatu ke dalam lubang badan yang terbuka dengan sengaja. Seperti Mulut, Telinga, Kubul, Dubur, Hidung dan lubang mata jika tembus ke tenggorokan. Adapun bila tidak tembus maka tidak mengapa.
  2. Memasukan sesuatu dengan sengaja ke dalam lubang badan yang tidak terbuka, seperti luka di kepala yang tembus ke otak.
  3. Menyuntikan obat melalui kubul atau dubur
  4. Muntah yang disengaja
  5. Bersetubuh yang disengaja
  6. Keluar sperma sebab bersentuhan kulit atau dengan cara onani atau juga pake tangan isterinya
  7. Haidh,
  8. Nifas
  9. Gila
  10. Murtad

Demikian uraian yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini, Terimakasih ata segala perhatiannya dan mohon ma’af atas segala khilaf dan salah semoga berksan, dan akhirnya kami pungkasi materi ini dengan ucapan;

بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

Demikian ulasan materi kultum ramadhan mengenai; Yang Membatalkan Puasa Menurut Fiqih Itu Ada Beberapa Hal – Semoga uraian ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Kultum ini in syaa allah akan bersambung ke Kultum Berikutnya mengenai; Perlu Dihindari Saat Berpuasa Ramadhan.Terimakasih atas kunjungannya wallahul muwaffiq.