Doa Kafarotul Majelis : Arab Indonesia Terjemahan Dan Faidahnya

Posted on

Doa Kafarotul Majelis : Arab Indonesia Terjemahan Dan Faidahnya – Pada kesempatan ini Duta Dakwah akan menjelaskan tentang Doa Kafarotul Majelis. Yang mana pembahasan tentang lafadz doa kafarotul majelis dengan teks arab, latin dan terjemahannya secara singkat dan jelas. Untuk itu simak ulasan berikut ini.

Doa Kafarotul Majelis : Arab Indonesia Terjemahan Dan Faidahnya

Ada dua macam doa kafaratul majelis. Iaitu yang bisa ditemukan dari tiga hadits yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin ini.

Hadits yang diriwayatkan Tirmidz No. 3355

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ

وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَرْزَةَ وَعَائِشَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ سُهَيْلٍ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda; “Barang siapa yang duduk di sebuah majelis dan banyak keributan (kericuhan) padanya kemudian sebelum berdiri ia mengucapkan;

SUBHAANAKALLAAHUMMA WA BIHAMDIKA ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA

(Maha Suci Engkau wahai Allah, dan dengan memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah melainkan Engkau. Aku meminta ampun dan bertaubat kepadaMu) melainkan diampuni dosanya selama di majelisnya itu.”

Dan dalam bab tersebut terdapat riwayat dari Abu Barzah, serta Aisyah, Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib dari sisi ini. Kami tidak mengetahuinya dari hadits Suhail kecuali dari jalur ini.

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud No 4217

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بِأَخَرَةٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ مِنْ الْمَجْلِسِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتَقُولُ قَوْلًا مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى فَقَالَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِي الْمَجْلِسِ

Artinya : “Dari Abu Barzah Al Aslami ia berkata, “Ketika akan mengakhiri majlis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan: “‘ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA LAA ILAAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Maha Suci Engkau Ya Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan taubat kepada-Mu).” Seorang laki-laki lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, sungguh engkau mengucapkan suatu bacaan yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya!” Beliau bersabda: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi selama dalam majlis.”

Faidah Hadits

Doa kafaratul majelis dibaca pada akhir, bukan pada awal memulai majelis. Ada tiga kandungan dalam doa kafaratul majelis ini:

  1. Menyucikan Allah dari berbagai sifat kekurangan dan memuji Allah atas segala perbuatan-Nya.
  2. Menetapkan uluhiyah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi Allah, ini merupakan kesempurnaan ibadah kepada Allah dan kesempurnaan pujian bagi-Nya.
  3. Kembali beristighfar dan bertaubat kepada Allah.

Siapa yang mengucapkan doa kafaratul majelis, maka Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya yang dilakukan di dalam majelis. Dalam permasalahan Syariat Islam datang tidak sekaligus, namun diturunkan sesuai keadaan.

وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قَالَ : قَلَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْمُ مِنْ مَجْلِسٍ حَتَّى يَدْعُوْ بِهَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحَوُلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَاَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا اَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَيْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا) رواه الترمذي، قال حديث حسن

Artinya : “Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Jarang sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dari suatu majelis sampai beliau berdoa dengan doa-doa ini,

‘ALLOHUMMAQSIM LANAA MIN KHOSY-YATIKA MAA TAHUULU BIHI BAYNANAA WA BAYNA MA’AASHIK, WA MIN THOO’ATIKA MAA TUBALLIGHUNAA BIHI JANNATAK, WA MINAL YAQIINI MAA TUHAWWINU ‘ALAYNAA MASHOO-IBAD DUNYAA.

ALLOHUMMA MATTI’NA BI ASMAA’INAA WA AB-SHORINAA, WA QUWWATINAA MAA AHYAYTANAA, WAJ’ALHUL WAARITSA MINNAA, WAJ’AL TSA’RONAA ‘ALA MAN ZHOLAMANAA, WAN-SHURNAA ‘ALAA MAN ‘AADAANAAA, WA LAA TAJ’AL MUSHIBATANAA FII DIININAA WA LAA TAJ’ALID DUNYAA AKBARO HAMMINAA, WA LAA MAB-LAGHO ‘ILMINAA, WA LAA TUSALLITH ‘ALAYNAA MALLAA YARHAMUNAA’

“(Ya Allah, berikanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu sebagai penghalang untuk bermaksiat kepada-Mu, ketaatan kami kepada-Mu sebagai jalan yang menyampaikan kami ke surga-Mu, dan keyakinan kami kepada-Mu sebagai penenang bagi kami atas musibah dunia yang menimpa. Ya Allah, berikanlah kenikmatan pada pendengaran kami, penglihatan kami, dan kekuatan pada kami selama Engkau memberikan kehidupan bagi kami, dan jadikanlah kenikmatan tersebut terus-menerus bagi kami.

Balaskanlah dendam kami terhadap orang-orang yang telah menzalimi kami, menangkanlah kami atas orang-orang yang memusuhi kami, janganlah Engkau menjadikan musibah pada kami menimpa agama kami, dan janganlah Engkau menjadikan dunia sebagai cita-cita terbesar bagi kami, tidak menjadi tujuan ilmu kami, dan janganlah Engkau memberikan kekuasaan atas kami kepada orang yang tidak menyayangi kami (orang kafir, munafik, fasik dan zalim).” (HR. Tirmidzi, 3502. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Faidah Hadits

  • Hanya Allah SWT. yang bisa menghalangi seorang hamba dari maksiat, yaitu dengan memiliki rasa takut kepada-Nya.
  • Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah sehingga kita bisa taat. Karenanya kita wajib meminta tolong kepada Allah supaya terus mendapatkan taufik.
  • Tidak ada yang dapat mengantarkan kepada surga selain ketaatan.
  • Seorang hamba hanyalah bisa sabar terhadap musibah dunia dengan rasa yakin dan iman yang benar.
  • Disunnahkan meminta agar nikmat tetap langgeng dan terus ada serta memanfaatkan nikmat tersebut selain pada maksiat.
  • Boleh mendoakan jelek orang kafir secara khusus dan umum, juga dianjurkan meminta tolong kepada Allah dalam menghadapi mereka.
  • Musibah yang paling besar menimpa hamba adalah musibah yang menimpa agama.
  • Siapa saja yang tersibukkan dengan dunia, maka akan tertanam dalam hatinya kecintaan pada dunia, akhirnya semangat mencarinya, hingga melupakan akhirat. Setiap gerak langkahnya akan terus memikirkan dunia.

Allah menguji hamba-Nya ketika ia berpaling dari agamanya sehingga musuh akhirnya menguasainya. Oleh karena itu sebagai orang beriman bisa mengatasi musuh tersebut dengan beramal dan berdoa.

 

Doa Kafarotul Majlis
Doa Kafarotul Majlis

Demikian ulasan tentang Doa Kafarotul Majelis : Arab Indonesia Terjemahan Dan Faidahnya. Semoga dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih.