Alam Kubur : 7 Perkara Yang Dapat Meneranginya – Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan, guna untuk dapat menerangi alam kubur kita kelak. Karena sebagaimana ciptaan Allah SWT kita semua pasti akan mengalami kematian. Setelah kematian, dan masuk kedalam liang lahat, ada dua kemungkinan yakni mendapatkan kenikmatan kubur, atau mendapat siksa kubur.
Salah satu bentuk dari nikmat kubur adalah mendapatkan cahaya yang dapat menerangi alam kubur. Sebab, alam kubur digambarkan sebagai tempat yang gelap, sunyi, dan juga mencekam.
Alam Kubur : 7 Perkara Yang Dapat Meneranginya
Ada beberapa hal yang dapat menerangi alam kubur, sebagaimana hal ini dikutip dari “Kitab Durrotun Nashihin” pada bab yang menerangkan dzikir dan tauhid oleh Usman Al-Khaibawi.
Untuk mengetahuinya, marilah kita simak penjelasan berikut ini:
Ikhlas Dalam Beribadah
Beribadah itu wajib karena Allah bukan karena sesuatu, Beribadah harus tulus nan ikhlas tidak boleh terpaksa. Sebagaimana Allah Berfirman:
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (Q.S Al Mu’min : 14)
Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
Kita manusia ciptaan Allah wajib menyembah-Nya dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Selain dari itu juga kita manusia wajib berbuta baik kepada kedua orang tua kit yaitu ayah dan ibu kita yang telah memperhatikan kita sejak kita positif dalam kandungan hingga kita dewasa. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَ اعْبُدُوا اللهَ وَ لَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَ بِاْلوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
yang artinya: “Dan sembahlah olehmu sekalian kepada Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatupun dan kepada kedua orang tua berbuat baiklah.“
Bersilaturrahmi
Menyambung tali persaudaraan itu sangatlah penting tau wajib, dan bahkan menyambungkan tali shilatur rahmi aitu akan mendapat berkah lapangnya rizki, sebagaimana sabda Rasulullah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: Dari Abu HHurairah bilai berkata: Bersabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR : Al-Bukhori)
Jangan Menyia-nyiakan Umurnya Untuk Berbuat Durhaka
Umur Panjang merupakanugerah Allah Ta’ala untuk senantiasa mengabdi kepada-Nya bukan untuk berbuat durhaka atau maksiat kepada-Nya. Oleh karenanya diberi kesempatan umur panjang itu tidak boleh disia-siakan Sebagaimana firman Allah SWT
وَاتَّقُواْ يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ : البقرة : ٢٨١
yang artinya: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS . Al-Baqarah : 281)
Jangan Ikuti Hawa Nafsu
Setiap kita manusia diciptakan Allah ta’ala pasti mempunyai akal pikiran yang sehat dan juga mempunyai hawa nafsu yang selalu mengajak kejalan yang dimurkai Allah Ta’ala. Oleh karenanya janga ikuti hawa nafsu tersebut karena jika kita mengikutinya pasti kita akan terjerumus kecuali nafasu yang dirahmati Allah. Demikan itu disebutkan dalam haadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ. حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ، رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ
Artinya: Dari Abu Muhamad Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash Rodiyallahu anhuma ia berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa.” (Diriwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih menurut Imam Nawawi. Namun penshahihan hadits ini tidak tepat menurut Ibnu Rajab).
Bersungguh-Sungguh Dalam Ibadah dan Taat Kepada Allah
Di dalam beribadah kepada Allah Subhanhu wa Ta’ala itu tidak boleh setengah-setengah atau setengah hati. Maka wajub bersungguh-sungguh di dalam pengabdian kita kepada-Nya. Dan juga harus bersegeralah bertaubat serta meminta ampunan-Nya untuk meraih ampunan-Nya. Dalam hal ini Allah berifman:
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
yang Artinya: “Dan bersegeralah kamu sekalian mohon ampunan kepada Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seperti luas beberapa langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah.“
Memperbanyak Dzikir atau Mengingat Allah SWT
Kita senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala juga senantioasa bertasbih kepada Allah baik di waktu pagi maupun petang. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا (٤٢)﯁ الأحزاب
artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu sekalian kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepadaNya pagi dan petang.” (QS Al-Ahzaab : 41-42)
Nabi Muhammad Saw bersabda: “Alhamdulillah adalah pokok syukur (kepada Allah); maka tidak dianggap bersyukur kepada Allah seorang hamba yang belum memuji kepadaNya.”
Demikianlah penjelasan mengenai Alam Kubur : 7 Perkara Yang Dapat Meneranginya. Semoga kita senantiasa selalu menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik. Semoga bermanfaat. Terimakasih 🙂