Akhlak Rasulallah Dalam Menunjang Penguatan Pendidikan

Posted on

Akhlak Rasulallah Dalam Menunjang Penguatan Pendidikan – Dalam pada ini Duta Dakwah akan menulisnya. Materi untuk Peringatan Maulid Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam yang kami nukil dari Al-qur’an dan Rowi (Al-Barjanji) in syaa allah.

Akhlak Rasulallah Dalam Menunjang Penguatan Pendidikan

Perihal tersebut adalah sangat mendasar untuk dimilki bagi stiap invidu. Dan sebagi umat islam tentunya pendidikan akhlaknya mesti berkiblat pada akhlak Rsulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Khuthbatul-Kalam

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ 

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ

نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

وقال تعالى : لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَىْ اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحُثُّكُمْ وَنَفْسِيْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ فِيْ كُلِّ وَقْتِ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ *﯁

Mukadimah

Ma’asyirol-muslimin rohimakumullah. Peringatan Maulid Nabi besar Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam menurut sebagian kelompok tertentu mereka berpendapat; “Memperingati Maulid Nabi Muhammad s.a.w. itu bid’ah karena tidak pernah dicontohkan oleh nabi”. Ya, memang betul tidak pernah dicontohkan oleh nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka yang berpendapat seperti ini menyatakan bahwa merayakan peringatan meulid nabi hukumnya “bid’ah”. Maka pelakunya juga dihukumi ahlul-bid’ah. Dan kalau sudah ahlul-bid’ah maka sudah dipastikan “katanya: sesat”. Dan setiap yang sesat pasti masuk neraka.

Akan tetapi menurut sebagian ulama yang lainnya, bawha memperingati maulid nabi besar Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam itu dianjurkan dan hukumnya sunah,.maka pelakunya dihukumi juga sebagai ahlus sunnah, oleh karena itu sudah barang tentu orang yang mengadakan Peringatan Maulid nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam pasti akan mendapatkan keberkahan dan dapat pahala serta mendapatkan ridho Allah SWT, dan setiap orang yang sudah berada dalam ridhonya Allah bisa dipastikan Allah akan mengharamkan masuk neraka dan menghalalkan masuk surga. Amiin

Tentang Peringatan Maulid

Di sini kami tidak akan banyak membahas tentang hukum peringatan maulid nabi  Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, intinya kami hanya ingin sampaikan: “Bagi yang anti dengan Peringatan Maulid Nabi, ya tidak usah mengadakan, tapi kami harap jangan pula bikin keruh suasana” namun bagi saudaraku yang suka dengan memperingati maulid nabi, ya terus lanjutkan…!!, tidak usah terpengaruh oleh sekelompok yang anti maulid.

Dalam kesempata ini kami hanya sekedarnya saja menyampaikan tentang Peringatan Mauilid Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:

  1. Apakah tidak boleh mengadakan sesuatu pekerjaan yang baik dalam agama islam yang sebelumnya tidak ada contoh dari nabi?,
  2. Lalu bagaimana jika hal itu tidak boleh ?,
  3. Berarti kalau sperti itu kita ummat islam tidak boleh juga dong membaca al-qur’an yang sudah bertitik, berharkat dan sudah dibukukan ?, dengan alasan karena hal itu, sependek dalam pengetahuan kami kata para masyayikh kami, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tidak mencontohkan membuat al-qur’an dibukukan, ditandai dengan titik dan harokat untuk dibaca setiap saat.
  4. Yang kami dengar dari uraian para guru kami, al-qur’an di zaman Rasululla shollallahu ‘alaihi wasallam tidak ada titik, tidak ada harokat dan belum terbukukan.

Mengenai Memperingati Maulid Nabi ada banyak keterangan yang pernah kami baca dalam beberapa kitab kuning seperti: I’antut-Tholibin, Madarijus Shu’ud dan lain-lainnya dari kitab-kitab Syafi’iyah yang pada intinya adalah Peringatan Maulid Nabi itu di anjurkan, oleh karena itu kami lebih memilih pada pendapat: “Peringatan Maulid nabi itu Dianjurkan”.

Hadits tentang memulai membuat sunnah dalam Islam

Ma’asyirol muslimin rohimakumullah, dalam hadits disebutkan:

فَقَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : مَنْ سَنَّ فِيْ الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ ( رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Maka nabi sollallahu ‘alaihi wasllam bersabda: “Barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang baik, maka ia memperoleh pahalanya diri sendiri dan juga pahala orang yang mengerjakan itu sesudah sepeninggalannya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu. Dan barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang buruk, maka ia memperoleh dosanya diri sendiri dan juga dosa orang yang mengerjakan itu sesudahnya -sepeninggalnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohinya itu.” (H.Riwayat Muslim)

Pengertian dari hadits tersebut

Ma’asyirol-muslimin  yang berbahagia jelas sekali dari hadits tersebut  memberikan kelonggaran kapada kita untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang baik yang bernuansa religius seperti majlis dzikir, majlis sholawat, majlis ta’lim, takhtimul-qur’an, peringatan maulid nabi, isro mi’raj dan sebangsanya sehingga orang yang mempunyai gagasan untuk memulai kegiatan-kegiatan seperti tersebut, itu akan mendapat pahala dari perbuatan dirinya sendiri ditambah pahala  sebanyak oarang-orang para pengikut setelahnya tanpa mengurangi pahala pengikutnya sedikitpun, juga sebaliknya bila perbuatan itu tidak baik, maka dia akan bedosa dari dirinya sendiri ditambah pula dosa para pengikut setelahnya tanpa mengurangi dosa para pengikutnya sedikitpun.

Inti Materi

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً (الأحزاب: ٢١)﯁

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-ahzab: 21)

Dalam Tafsir Ibnu katsir diiterangakan: Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang mencontoh Rasulullah & dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu Allah Tabaaraka wa Ta’ala memerintahkan manusia untuk mensuritauladani Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pada hari Ahzab dalam kesabaran, keteguhan, kepahlawanan, perjuangan dan kesabarannya dalam menanti pertolongan dari robnya ‘azza wa jalla. (Tafsir Ibnu katsir. Halaman 328-329 jilid 7)

Pertumbuhan Nabi Masa Kecil

Mengenai Pertumbuhan beliau nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam pada masa kecilnya beliau kami nukil dari kitab al-barzanji satu ‘athiril yaitu sebagi berikut:

عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمِ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَّتَسْلِيْمٍ

Taburkanlah Ya Allah Parfum keharuman pada pusara baginda nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yang mulia dengan keharuman yang semerbak dari rahmat dan salam-Mu ya Allah.

وَكَانَ ﷺ يَشِبُّ فِيْ الْيَوْمِ شَبَابِ الصَّبِيِّ فِيْ الشَّهْرِ بِعِنَيَاةِ الرَّبَانِيَّةِ ۞ فَقَامَ عَلَى قَدَمَيْهِ فِي ثَلَاثٍ وَمَشَى فِي خَمْسٍ وَقَوِيَتْ فِيْ تِسْعٍ مِنَ الشُّهُوْرِ بِفَصِيْحِ النُّطْقِ قَوَاهُ ۞ وَشَقَّ الْمَلَكَانِ صَدْرَهُ الشَّرِيْفِ لَدَيْهَا وَاَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً دَمَوِيَّةً ۞ وَاَزَالَا مِنْهُ حَظَّ الشَّيْطَانِ وَالثَّلْجِ غَسَلَاهُ

Pertumbuhan nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam pada masa kecili beliau itu berkembang pesat, jadi dalam waktu sehari bagaikan sebulan ukuran bagi anak-anak lain karena dengan pertolongan kekuasaan Allah. Maka beliau shollallahu ‘alaihi wasallam telah bisa berdiri dengan tegak ketika beliau baru berusia tiga bulan dan sudah bisa berjalan pada usia lima bulan, beliau sudah menjadi anak yang tegar kuat ketika mencapai usia Sembilan bulan serta bisa berbicara dengan fasih.

Dua Malaikat telah membedah dada beliau shollallahu ‘alaihi wasallam yang mulia ketika beliau masih berada dalam asuhan siti halimah, beliau dibedah dadanya untuk dikeluarkan sgumpal daging yang berdarah hitam dan untuk menghilangkan apa yang menjadi bagian dari perangai syetan, lalu mencucinya dengan air jernih.

Nabi diisi hikmah dan dicap kenabiayan masa kecilnya

 وَمَلَائَهُ حِكْمَةً وَمَعَانِيَ إِيْمَانِيَّةً ۞ ثُمَّ خَاطَاهُ وَبِخَاتَمِ النُّبُوَّةِ خَتَمَاهُ ۞ وَوَزَنَاهُ فَرَجَّحَ بِاَلْفٍ مِنْ أُمَّتِهِ اُمَّةِ الْخَيْرِيَّةِ ۞ وَنَشَاءَ ﷺ عَلَى اَكْمَلِ اْلأَوْصَافِ مِنْ حَالِ صَبَاهُ ۞﯁ 

Lalu mengisinya  dengan ilmu hikmah, makna-makna imaniya, kemudian menutupnya kembali dan menstempelnya dengan cap kenabiyan, dan setelah itu menimbngnya maka beliau adalah melebihi dari umumnya yang bagus-bagus. Beliau nabi selalu tumbuh pada setiap perkembangan sipat-sipat yang sempurna sejak dari masa kecilnya.

ثُمَّ رَدَّتْهُ ﷺ اِلَى اُمِّهِ وَهِيَ بِهِ غَيْرُ سَخِيَّةٍ ۞ حَذْرًا مِنْ اَنْ يُصَابَ بِمُصَابٍ حَادِثَ تَخْشَاهُ ۞ وَوَفَدَتْ عَلَيْهِ حَلِيْمَةُ فِيْ اَيَّامِ خَدِيْجَةَ السَّيِّدَةِ اْلوَضِيَّةِ  ۞ فَحَبَاهَا مِنْ حَبَاءِهِ الْوَافِرِ بِحَبَاهُ ۞﯁

Kemudian Siti halimah mengembalikan nabi kepad ibunya dengan rasa hati yang sangat berat, karena khawatir jika nanti dia terkena gangguan baru yang selalu dilakuknanya.

Dan Siti Halimah juga pernah mengunjungi nabi setelah terjadi pernikahany dengan siti Khodijah yang cantik rupawan, maka beliau nabi shollallahu ‘alaihi wasallam memberikan kepadanya hadiyah yang sangat besar karena dengan sipat beliau yang pemurah

وَقَدِمَتْ عَلَيْهِ يَوْمَ حُنَيْنٍ فَقَامَ إِلَيْهَا وَاَخَذَتْهُ الْأَرْيَحِيَّةُ ۞ وَبَسَطَ لَهَا مِنْ رِدَاءِهِ الشَّرِيْفِ بِسَاطَ بِرِّهِ وَنَدَاهُ ۞ وَالصَّحِيْحُ اَنَّهَا اَسْلَمَتْ مَعَ زَوْجِهَا وَالْبَنِيْنَ وَالذُّرِيَّةِ ۞ وَقَدْ عَدَّهُمَا فِيْ الصَّحَابَةِ جَمْعٌ مِنْ ثِقَاتِ الرَّوَاةِ ۞﯁

Siti halimah sempat berkunjung kepadanya bertepatan dengan terjadinya pereng huanin, maka beliau sambut dia dengan penghormatan berdiri yang penuh suka cita, dan lagi beliau bentangkan kain selendangnya yang bagus dengan penuh rasa ramah dan dengan segala sanjungan.

Menurut qaul yang shohih bahwa Siti Halimah itu telah masuk islam bersama suaminya serta anak-anknya dan keduanya dari suami istri ini dimasukan sebagai golongan shohabat nabi oleh kelompok ulama perowi hadits yang terpercaya.

Diutusnya Beliau Ke Muka Bumi

Sebagaimana yang kami baca dalam buku pelajaran ibtida pesantren Salafiyah, di sanah tertulis sebagai berikut:

وعن أبي هريرة رضي الله عنه: قال صلى الله عليه وسلم:  إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رواه البيهقي)﯁

Artinya: Dan dari Abu Hurairoh r.a. Nabi bersabda: “Sesungguhnya aku diutus adalah hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR .Al-Baihaqi)

Dan dalam riwayat lain :

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ (رواه أحمد)﯁

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Ahmad).

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah suri tauladan kita ummat islam dari semua aspek, beliau dari sejak kecil saja sudah bisa dijadikan suri tauladan, karena beliau sudah mempunyai karakter atau sifat keruhaniannya yang bigitu luar biasa. Beliau disiplin, sidiq jujur tidak pendusta, beliau amanah, terpercaya tidak khianat beliau fathonah cerdas tidak bodoh dan beliau tablig penyampai tidak menyembunyikan.

Firman Allah SWT:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ، فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ  (القلم: ٤-٥)﯁

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung, Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat (QS. Al-qalam: 4-5)

Pedidikan Akhlak adalah hal yang paling mendasar dalam perspektif islam karena dengan akhlak itulah orang akan mempunyai sipat-sipat terpuji memppunyai karakter yang bagus.

Seseorang akan terhormat apabila ia berakhlak mulia, sebaliknya ia akan terpuruk apabila ia tidak mempunyai akhlak, oleh karena itulah pentingnya pendidikan akhlak ditanamkan sejak dini.

Salahsatu diantara akhlak Rsulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah banyak bersyukur, yakni berterimakasih. Orang yang banyak bersyukur atas ni’mat Allah, maka pasti Allah akan menambahnya, tapi bagaimana dengan yang sebaliknya, yaklni kufur akan ni’mat Allah?,

Dalam ahal ini Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (إبراهيم: ٧)﯁

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”.

"<yoastmark

Kesimpulan

Dari uraian di atas mari kita simpulkan bahwa kita sebagai umat manusia yang beriman setidaknya harus berusaha untuk mencotoh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Sedapat mungkin dalam segala aktivitas kita, dan tanamkan pada diri kita Akhlak yang terpuji sperti:

  1. Akhlak dalam beribadah
  2. Kepada orang tua
  3. Akhlak kepada guru
  4. Kepada senior
  5. Sesama teman sebaya
  6. Terhadap Junior
  7. Dalam bergaul dengan masyarakat

In Syaa Allah jika semua itu sudah bisa tertanam dalam jiwa kita, maka bukan tidak mungkin martabat dan kehormatan kita akan jauh melesat tinggi terpuji di hadapan Allah demikian juga dalam pandangan makhluk Allah.

Demikian Uraian singkat yang kami sampaikan tentang Akhlak Rasulallah Dalam Menunjang Pendidikan – Semoga bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua sebagai insan beriman yang cinta Rasulullah. Abaikan saja uraia kami ini jika pembaca tidak sependapat. Terima kasih atas kunjungannya.

بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ