Mencari ilmu, Keutamaan belajar, Beberapa Dalil dan Penjelasannya

Posted on

Mencari ilmu, Keutamaan belajar, Beberapa Dalil dan Penjelasannya – Dengan memohon Hidayah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, Dutadakwah pada halaman ini akan menyampaikan tentang; “Mencari Ilmu”. In Syaa Allah kami akan sampaikan prihal tersebut dengan singkat dan spesifik.

Mencari ilmu, Keutamaan belajar, Beberapa Dalil dan Penjelasannya

Mencari ilmu itu adalah kewajiban dan wajib. Maka bagi orang yang mau belaja ia pasti mendapatkan keutamaannya. Untuk lebih jelasnya simak uraian singkat kami di bawah ini.

Mukadimah

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، وقال تعالى؛ “فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ”. وَصَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ، مُحَمَّدُ رَّسُوْلُ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah ta’ala. Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurah ke haribaan nabi agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Saudaraku Muslimiin muslimat, mukminiin mukminat para pembaca dan para snatri yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala Aamiin.

Simak dan baca baik-baik uraian singkat ini untuk memotivasi semua para pelajar dengan dalil-dalil yang kami tulis di bawah ini.

Mencari Ilmu

Sebagaimana yang tetntunya sudah kita ketahu bersama bahwa mencari ilmu itu bukan sunnah. Akan tetapi mempelajari ilmu agama itu adalah wajib meskipun bisanya itu tidak wajib.

Dalil Tentang Mencari Ilmu Agama

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ، التوبة : ١٢٢

Artinya; Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. (QS. At-Taubah : 122).

Dan Firman-Nya pula dalam surat An-nahl sebagi berikut;

فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ، النحل : ٤٣

Artinya; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. An-Nahl : 43).

Hadits Wajibnya Mencari Ilmu

Ada banyak sekali hadits yang menerangkan tetantang fardhunya mencari ilmu, diantaranya adalah;

Sebagaimana kami kutip dari Kitab Ihyaa Ulumiddin pada Kitab Ilmu tertulis;

وَقَالَ صَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ : (طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ)ۥ

Artinya: Dan Telah bersabda nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam; “Mencarai ilmu itu sangat difardhukan bagi setiap muslim”. (Hadits Riwayat Abu na’im dari hadits Ali, marfu’ dengan sanad yang dhoif).

وَقَالَ صَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ : اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ، (أخرجه ابن عدي والبيهقي في المدخل والشعب من حديث أنس، وقال البيهقي: متنه مشهور وأسانيده ضعيفة)ۥ

Artinya: Dan Telah bersabda nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam; “Carilah ilmu walau di negeri cina”. (Hadits dikeluarkan oleh Ibnu ‘Adi dan Al-Baihaqi dari hadits Anas. Al-Baihaqi berkata Matan hadits ini masyhur, sedangkan sanadnya dhaif). dikutip dari Ihayaa Ululumiddiin.

Dalam Kitab Ta’lim Bab Fi Mahiyatil-imi wal-fiqhi wa fadhlihi di situ tertulis ;

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ

Artinya: “Mencari ilmu itu sangat fardhu bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan”. Dalam kitab tersebut tidak ada perowinya, namun dalam kitab yang lain perowinya adalah Ibnu Abdil Barr.

Mencari Ilmu Berarti Mencari jalan Syurga

Diterangkan dalam hadits, kami nukilkam dari kitab Ihya Ulumiddin Bab Keutamaan belajar sebagai berikut;

وَقَالَ صَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ : مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam Telah bersabda; Barang siapa yang menmpuh jalan yang padanya ia menunutut ilmu maka Allah menempuhkannya jalan ke Syurga. (HR. Muslim dari Hadits Abu Hurairah).

Kebaikan Mencari Ilmu

Duduknya kita di majelis ta’lim belajar ngaji, belajar ilmu agam mak di stu adalah ladang kebaikan. Kami kutip dari Kitab Ihya Ulumiddin tentang keutamaan belajar sebagai berikut;

وَقَالَ صَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ : بَابٌ مِنَ الْعِلْمِ يَتَعَلَّمَهُ الرَّجُلُ خَيْرٌ لَّهُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Artinya: Sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam “Satu Bab dari ilmu yang dipelajari oleh seseorang itu adalah lebih baik baginya dari pada dunia dan seisinya”. (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil BBarr dari hasan Al-Bashri).

Pahala Orang Bertanya Ilmu Agama

Pahala oarang yang bertanya tentang ilmu agama maka ia akan medapat pahala empat orang. Siapa empat orang tersebut?, empat orang itu ialah; 1. Penanya itu sendiri. 2. Orang yang berilmu. 3. Yang mendengarkan. Dan yang ke 4 adalah orang yang senang kepada mereka.

Diterangkan dalam hadits sebagai berikut;

وَقَالَ صَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ : الْعِلْمُ خَزَائِنُ مَفَاتِيْحُهَا السُّؤَالُ أَلَا فَاسْأَلُوْا فَإِنَّهُ يُؤْجَرُ فِيْهِ أَرْبَعَةٌ السَّائِلُ وَالْعَالِمُ وَالمْسُتَمِعُ وَالْمُحِبُّ لَهُمْ

Artinya: Bersabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam; “Ilmu itu Gudang, Kuncinya adalah bertanya. Ketahuilah, maka bertanyalah. Sungguh bagi Penanya itu diberi pahala empat orang, yaitu; Penanya, Orang yang ‘Alim (Ustadz yang ditanya dan berilmu), Pendengar (yakni jamaah yang ikut mendengarkan,  dan orang yang senang kepada mereka”. (HR Ath-Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnu Sunni dan Abu Na’im dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah).

Penjelasan Hadits “Carilah ilmu walau di negeri cina”

Memang hadits tersebut terdapat pro dan kontra, ada juga yang mengatakan itu hadits palsu (maudhu’). Akan tetapi kami berucap; “Wallahu a’lam”. Kami hanya menukil dari kitab Ihya Ulumiddin bahwa hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibnu ‘Adi dan Al-Baihaqi dari hadits Anas. Al-Baihaqi berkata Matan hadits ini masyhur, sedangkan sanadnya dhaif.

Dalam pada ini kami tidak melihat dari segi palsunya hadits, tapi kami lebih kepada makna yang terkandung padanya.

Dari segi derajat hadits memang dhaif, hadits lemah tidak bisa digunakan untu dalil, tapi sepakat ahli hadits sebatas yang kami tahu, bahwa hadits dhaif bisa digunakan untuk fadhilah ‘amal (keutamaan amal).

Hikmah Dari hadits “Carilah ilmu walau di negeri cina”

Makna yang terkandung pada hadits tersebut perintah mencari ilmu walau di negeri cina. Kami hanya menggaris bawahi pada kalimat itu terdapat kata; “walau” Ungkapan ini menunjukan sangking pentingnya mencari ilmu, terutama ilmu-ilmu yang fardhu seperti mengetahui ilmu thoharoh, shalat, puasa dan semisalnya, termasuk juga ilmu dunia yang diperuntukan akhirat.

Kami membaca dalam Zubad diterangkan; bahwa setiap orang yang melakukan satu pekerjaan tanpa ilmu itu pasti ditolak dan tidak diterima.

Dengan kalimat; “satu pekerjaan tanpa ilmu itu pasti ditolak dan tidak diterima”, maka ini bisa dimaknai yang sangat dalam baik ilmu dunia maupun ilmu agama.

Untuk lebih jelasnya silahkan bagi yang sependapat baca saja dalam kitab Ihya Ulumiddin pada Kitab Ilmu.

Pentingnya Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat

Bagaimana tidak, bahwa mencari ilmu itu sangat penting?. Sebab apapun yang kita kerjakan baik urusan dunia maupun urusan akhirat jika tanpa ilmu maka sudah pasti tidak aka nada artinya.

Jika kita menginginkan kebahagiaan dunia, kebarahsilan di dunia tentu harus mempunyai ilmunya. Untuk mempunyai ilmu tentu harus belajar.

Dan jika kita mengharapkan kebahagiaan di akhirat jelas harus punya ilmunya juga. Ilmu akhirat tidak bisa didapat jika tidak dipelajari. Perhatikan sabda Rasulullah;

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ، رواه البخاري و مسلم

Artinya : “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka wajib atasnya mempunyai ilmunya.Dan Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka wajib pula atasnya mempunyai ilmunya. Barangsiapa yang menginginkan kdunia dan akhirat, maka mesti atasnya memilki ilmu dunia dan ilmu akhirat”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Mencari Ilmu
Mencari Ilmu

Demikian Uraian singkat Materi tentang; Mencari ilmu, Keutamaan belajar, Beberapa Dalil dan Penjelasannya – Mudah-mudahan pembaca terinspirasi, walau uraian ini hanya sekelumit yang sangat tidak berarti. Abaikan saja uraian ini jika pembaca tidak sependapat. Wallahu a’lamu bish-showabi.