Hukum Yasinan Malam Jumat
Tradisi membaca surah Yasin pada malam Jumat atau yang dikenal dengan istilah yasinan malam Jumat telah menjadi amalan populer di kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia. Banyak masjid, mushalla, hingga keluarga Muslim rutin mengadakan kegiatan ini. Namun, seiring berkembangnya zaman, muncul pertanyaan tentang bagaimana sebenarnya hukum yasinan malam Jumat dalam perspektif syariat Islam. Apakah amalan ini dianjurkan, sekadar boleh dilakukan, atau bahkan termasuk perbuatan bid‘ah? Untuk menjawabnya, kita perlu menelaah dari sisi dalil, pandangan ulama, serta nilai sosial dan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Dalil tentang Keutamaan Surah Yasin
Surah Yasin adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan istimewa. Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس، وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ . رواه الترمذي والدارمي
“Setiap sesuatu mempunyai hati, dan hati Al-Qur’an adalah surah Yasin. Siapa yang membacanya maka baginya pahala seperti membaca Al-Qur’an sepuluh kali.”
(HR. Tirmidzi, Darimi,– meskipun sebagian ulama menilai hadis ini dhaif).
Selain itu, ada juga hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah:
“Bacakanlah surah Yasin kepada orang-orang yang sedang menghadapi kematian.”
(HR. Abu Dawud).
Dari hadis-hadis ini, meskipun sebagian sanadnya diperdebatkan, para ulama menyimpulkan bahwa membaca surah Yasin memiliki nilai ibadah, terutama ketika dibacakan untuk orang yang sedang sakit atau menghadapi sakaratul maut. Oleh karena itu, membaca Yasin pada malam Jumat pun tidak keluar dari keumuman anjuran untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an.
Keutamaan Malam Jumat dalam Islam
Malam Jumat adalah waktu istimewa dalam Islam. Banyak hadis yang menjelaskan bahwa malam Jumat memiliki keutamaan, antara lain:
- Hari raya mingguan bagi umat Islam. Nabi ﷺ bersabda:
“Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jumat…” (HR. Muslim). - Perintah memperbanyak doa dan ibadah. Pada hari Jumat terdapat waktu mustajab untuk berdoa.
- Anjuran membaca surah Al-Kahfi. Dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah akan meneranginya dengan cahaya antara dua Jumat.” (HR. Hakim, Baihaqi).
Dari sini, ulama menyimpulkan bahwa memperbanyak amal ibadah pada malam dan hari Jumat adalah sunnah. Jika membaca Al-Kahfi dianjurkan, maka membaca surah lain seperti Yasin pun tetap termasuk dalam perbuatan baik yang bernilai ibadah.
Pandangan Ulama tentang Yasinan Malam Jumat
1. Mazhab Syafi’i
Mayoritas ulama Syafi’iyyah yang banyak dianut di Indonesia tidak mempersoalkan tradisi membaca Yasin pada malam Jumat. Mereka menekankan bahwa membaca Al-Qur’an kapan pun adalah ibadah. Jika dilaksanakan pada malam Jumat secara rutin, maka hukumnya boleh dan berpahala.
2. Ulama yang Memperbolehkan
Sebagian ulama berpendapat bahwa membaca surah Yasin pada malam Jumat memiliki dasar meskipun hadis tentangnya tidak semua berstatus sahih. Dalam ilmu hadis, meski sebagian riwayat dhaif, jika masih terkait dengan keutamaan amal (fadha’il al-a‘mal) maka tetap bisa diamalkan.
3. Ulama yang Menolak
Sebagian kelompok menganggap yasinan malam Jumat sebagai bid‘ah karena tidak ada dalil sahih yang menunjukkan Nabi ﷺ atau para sahabat melakukannya secara khusus. Mereka berpendapat bahwa membatasi bacaan Yasin hanya pada malam Jumat bisa termasuk membuat syariat baru yang tidak dicontohkan.
4. Pendapat Moderat
Banyak ulama kontemporer mengambil sikap tengah: membaca Yasin pada malam Jumat hukumnya mubah (boleh) bahkan bisa bernilai sunnah, selama tidak diyakini sebagai kewajiban yang pasti dari syariat. Jika dilakukan sebagai bentuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, maka hal itu bernilai positif.
Nilai Spiritual dari Yasinan Malam Jumat
Selain dari sisi hukum, yasinan malam Jumat juga memiliki nilai spiritual yang sangat penting:
- Menghidupkan malam Jumat dengan ibadah. Tradisi ini mendorong umat Islam untuk tidak lalai dan tetap ingat kepada Allah pada waktu yang mulia.
- Mendekatkan diri kepada Al-Qur’an. Dengan rutin membaca surah Yasin, umat Islam terbiasa berinteraksi dengan kitab suci.
- Meningkatkan doa dan tawakkal. Yasinan biasanya diiringi dengan doa bersama, memohon ampunan dan kebaikan dunia akhirat.
Nilai Sosial dari Tradisi Yasinan
Di samping aspek ibadah, yasinan malam Jumat juga memiliki nilai sosial yang besar, terutama di masyarakat Indonesia:
- Mempererat silaturahmi. Yasinan biasanya dilakukan secara berjamaah, baik di masjid, mushalla, maupun rumah warga. Hal ini memperkuat ukhuwah Islamiyah.
- Menjaga tradisi keagamaan. Dengan adanya yasinan, masyarakat merasa terikat untuk terus menghidupkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjadi sarana dakwah. Yasinan sering kali menjadi pintu masuk bagi anak-anak muda untuk terbiasa hadir di masjid dan berinteraksi dengan masyarakat yang lebih tua.
- Meningkatkan kepedulian sosial. Dalam acara yasinan, sering ada kegiatan sedekah, jamuan sederhana, atau penggalangan dana untuk membantu sesama.
Menyikapi Perbedaan Pendapat
Dalam hal amalan seperti yasinan malam Jumat, perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar. Islam memiliki keragaman pandangan ulama. Oleh karena itu, yang perlu dijaga adalah sikap saling menghormati.
- Bagi yang mengamalkan, hendaknya tidak menganggapnya sebagai kewajiban syariat yang mutlak, melainkan sekadar tradisi baik yang dianjurkan.
- Bagi yang tidak mengamalkan, sebaiknya tidak menyalahkan atau menuduh bid‘ah dengan cara yang merusak ukhuwah.
Sebagaimana kaidah fikih menyebutkan:
“Masalah ijtihadiyah tidak boleh saling mencela di dalamnya.”
Kesimpulan
Hukum yasinan malam Jumat pada dasarnya boleh dilakukan. Membaca surah Yasin sendiri adalah amalan mulia, sementara malam Jumat merupakan waktu istimewa. Meskipun tidak ada dalil sahih yang secara khusus memerintahkan membaca Yasin pada malam Jumat, amalan ini tetap termasuk bagian dari memperbanyak bacaan Al-Qur’an yang bernilai pahala.
Bagi umat Islam di Indonesia, yasinan malam Jumat juga memiliki nilai sosial yang tinggi karena mampu mempererat persaudaraan, menjaga tradisi keagamaan, dan menjadi sarana dakwah. Perbedaan pendapat seputar hukum yasinan hendaknya disikapi dengan bijak, tanpa menjadikan hal tersebut sebagai sumber perpecahan.
Dengan demikian, tradisi yasinan malam Jumat bisa tetap dijalankan sebagai salah satu bentuk ibadah dan kebersamaan, selama dilandasi dengan niat yang ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.