Bersungguh-sungguh, Dalam Beribadah dan Berbuat Kebaikan

Posted on

Bersungguh-sungguh, Dalam Beribadah dan Berbuat Kebaikan – Para Pembaca yang dirahmati Allah, pada halaman ini Dutadakwah akan menyampaikan tentang: “Bersungguh-sungguh”.

Bersungguh-sungguh, Dalam Beribadah dan Berbuat Kebaikan

Kseungguhan dalam beribadah itu merupakan perihal penting. Demikian juga keseriusan untuk bejuang membela agam Allah. Untuk itu simak penjelasannya di bwaha ini.

Mukaimah

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحَمْدُ للهِ، وَ الشُّكْرُ لِلّٰهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، الصَّلَاةُ وَ السَّلامُ  عَلىَ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ:  أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah limpahkan ke haribaan Nabi Agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Pembaca yang dirahmati Allah. Pada halaman ini kita akan membicarakan tentang bersungguh-sungguh. Meski Keterangan yang kami sampaikan di sini tidak maksimal, tapi paling tidak halaman ini sudah bisa membantu pembaca.

Besrsungguh-sungguh

Terkait tentang kesungguhan dalam memperjuangkan agama Allah, perihal ini telah disampaikan dalam Al-qur’an sebagai berikut:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ، سورة العنكبوت : ٦٩

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad dalam membela agama Kami, maka pasti akan Kami tunjukkan mereka itu akan jalan Kami dan sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang berbuat kebagusan”. (QS. al-Ankabut : 69)

Kesungguhan dalam ber’ibadah

Mengenai perihal ibadah juga Allah Subhanahu wata’al menjelaskan firman-Nya:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ، سورة الحجر : ٩٩

Artinya: “Dan sembahlah  Tuhanmu sehingga datanglah keyakinan – kematian – itu padamu”. (QS. al-Hijr : 99)

Lagi Allah Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً، سورة المزمل : ٨

“Dan ingatlah akan nama Tuhanmu serta beribadatlah kepada-Nya dengan sepenuh hati”, yakni hentikanlah segala pemikiran, untuk semata-mata menghadap kepadaNya”. (QS. al-Muzzammil : 8)

Sekecil apapun Kebaiakn Pasti Akan Kelihatan

Jangan pernaah merasa malu dengan perbuatan baik yang sdikit, karena sekecil apa pun kebaikan yang telah kita perbuat itu sangat berharaga.

Allah Ta’ala berfirman:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ، سورة الزلزلة : ٧

Artinya: “Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat timbangan debu, Dia pun pasti akan mengetahuinya”.  (QS. al-Zalzalah : 7)

Juga Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ أَجْراً وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Dan apa saja perbuatan baik yang engkau sekalian berikan untuk dirimu sendiri, nanti pasti akan engkau sekalian dapati di sisi Allah, keadaannya adalah lebih baik dan lebih besar pahalanya dan mohonlah pengampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang”. (QS. al-Muzzammil : 20)

Lagi firman Allah Ta’ala:

وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ، البقرة : ٢١٥

Artinya: “Dan apa saja kebaikan yang engkau sekalian kerjakan, maka sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui”. (QS. al-Baqarah : 215)

Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi.

Hadits yang Berhubungan dengan tema ini

Adapun Hadis-hadisnya banyak sekali yang berhubungan dengan bersungguh-sungguh. Dimana orang yang benar-benar dalam pengabdiannya kepada Allah maka ia akan menjadi kekasih-Nya. Lalu bagaiman jika seseorang sudah menjadi kekasih Allah?.

Hadits pertama diantaranya ialah:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطُشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman dalam Hadis qudsi ; “Barangsiapa memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahawa ia akan Ku perangi Ku musuhi.

Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya.

Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya.

Maka apabila Aku telah mencintainya, Aku lah yang sebagai telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Aku lah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Aku lah tangannya yang ia gunakan untuk mengambil dan Aku lah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.

Andaikata ia meminta sesuatu pada Ku, pastilah Ku beri dan andaikata memohonkan perlindungan padaKu, pastilah Ku lindungi”. (Riwayat Bukhari)

Pengertian Adzantuhu & Ista’adznii

Makna lafaz Aadzantuhu, artinya; “Aku (Tuhan) memberitahukan kepadanya (yakni orang yang mengganggu kekasihKu itu) bahawa Aku memerangi atau memusuhinya, sedang lafaz Ista’aadzanii, artinya; “Ia memohonkan perlindungan padaKu. Ada yang meriwayatkan dengan ba’, lalu berbunyi Ista’aadza bii dan ada yang meriwayatkan dengan nun, lalu berbunyi Ista’aadzanii.

Penjelasan:

Yang perlu kita resapkan dalam Hadis ini ialah:

Di atas itu, Hadis Qudsi namanya.

  1. Kekasih Allah ialah orang yang amat taqwa kepadaNya dan orang yang memusuhi kekasih Allah ini pasti akan rosak binasa sebab dimusuhi oleh Allah.
  2. Jadi bila hendak mendekat pada Allah, lebih dulu penuhilah kewajiban-kewajiban yang telah dipikulkan oleh Allah pada kita itu,
  3. Maka kalau orang itu sudah benar-benar dekat pada Allah semua pendengarannya, penglihatannya, pengambilannya dan perjalanannya selalu diberi petunjuk oleh Allah sehingga cahaya Tuhan selalu ada di kanan kirinya.
Bersungguh-sungguh
Bersungguh-sungguh

Demikian Penjelasan Dutadakwah tentang; Bersungguh-sungguh, Dalam Beribadah dan Berbuat Kebaikan Semoga dapat terinspirasi dari inti uraian tersebut. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab.