Masa Mengandung (Masa Hamil)

Posted on

Masa Mengandung (Masa Hamil) Pada Kesempatan ini Duta Dakwah Akan Menuliskan Lanjutan Masalah-masalah Penting Seputar Wanita Bagian kelima dikutip dari Kitab “HAIDHUN NISAA” Karya M. ASMAWI, ZA. Ini adalah lanjutan dari bagian keempat ulasan tentang Menjaga Shalat Bagi Wanita Haid, Nifas dan Istihadoh

Masa Mengandung (Masa Hamil)

Untuk lebih jelasnya sebaiknya silahkan baca Ulasan  Duta Dakwah dibawah ini dengan Seksama.

Minimal Usia Hamil

Adapun masa mengandung sebagaimana dalam Fathul-qorib tertulis sebagai berikut:

(وَاَقَلُ الْحَمْلِ) زَمَنًا (سِتَةُ اَشْهُرٍ) وَلَحْظَتَانِ (وَاَكْثَرُهُ) زَمَنٍ (اَرْبَعُ سِنِيْنَ وَغَالِبُهُ تِسْعَةُ اَشْهُرٍ) وَالْمُعْتَمَدُ فِيْ ذَلِكَ الْوُجُوْدُ.

Masa mengandung yang paling sedikit adalah 6 bulan dan yang paling lama yaitu 4 tahun. Sedangkan yang biasa terjadi adalah 9 bulan. Dasar yang dijadikan pegangan keterangan tersebut adalah menurut kenyataan.

Alasan Masa Hamil Paling Sedikit

Berkaitan dengan hal ini diterangkan dalam Kitab Kifayatul-Akyar sebagai berikut:

أَمَّا كَوْنُ أَقَلِّ مُدَّةِ الْحَمْلِ سِتَّةَ أَشْهُرٍ فَلِأَنَّ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ أَتَى بِاِمْرَأَةٍ قَدْ وَلَدَتْ لِسِتَّةِ أَشْهُرٍ فَشَاوَرَ الْقَوْمُ فِيْ رَجْمِهَا، فَقَالَ إِبْنُ عَبَاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أنزل الله تعالى : ﴿ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً : الأحقاف : 15﴾ وأنزل : ﴿ وَفِصَالُهُ فِيْ عَامَيْنِ : لقمان : 14﴾ فَالْفَصْلُ فِيْ عَامَيْنِ وَالْحَمْلُ فِيْ سِتَّةِ أَشْهُـرٍ فَرَجِعُـوْا إِلَى قَوْلِهِ فَصَارَ إِجْمَاعًا، وَأَمَّا كَوْنُ أَكْثَرِ مُدَّةِ الْحَمْلِ أَرْبَعَ سِنِيْنَ دَلِيْلُهُ الْإِسْتِقْرَاءُ، قَالَ مَالِكٌ: هَذِهِ جَارَتُنَا اِمْرَأَةُ مُحَمَّدٍ  بْنِ عَجْلَانِ اِمْرَأَةٌ صَدَّقَ وَزَوْجُهَا رَجُلٌ صَدَّقَ وَحَمَلَتْ ثَلَاثَةَ أَبْطَنٍ فِي اثْنَتَى عَشْرَةَ سَنَّةً كُلُّ بَطْنٍ أَرْبَعُ سِنِيْنَ، وَرَوَاهُ مُجَاهِدٌ أيْضًا، وَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى مَالِكِ بْنِ دِيْنَارٍ،  فَقَالَ: يَا أَبَا يَحْيَى اُدْعُ لِإِمْرَأَةٍ حُبْلَى مُنْذُ أَرْبَعِ سِنِيْنَ فِيْ كَرْبٍ شَدِيْدٍ. فَدَعَا لَهَا: فَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى الرَّجُلِ، فَقَالَ: اَدْرِكْ اِمْرَأَتَكَ فَذَهَبَ الرَّجُلُ، ثُمَّ جَاءَ وَعَلَى رُقْبَتِهِ غُلَامٌ اِبْنُ أَرْبَعِ سِنِيْنَ قَدْ اِسْتَوَتْ أَسْنَانُهُ، وَاللهُ أَعْلَمُ.

Adapun alasan ditetapkannya masa paling sedikitnya hamil enam bulan, adalah karena Saiyidina ‘Utsman r.a. pernah didatangi oleh para sahabat dengan membawa seorang wanita yang melahirkan anak setelah hamil selama enam bulan.  Maka ‘Utsman lalu bermusyawarah dengan para sahabat lainnya untuk merajamnya (melempar batu kepada wanita itu menjalankan hukum zina). Maka Ibnu Abbas berkata: Allah telah menurunkan ayat yang bunyinya: “Mengandung anak dan memisahkan anak itu memakan waktu tiga puluh bulan.” (Al-Ahqaf: 15. Allah juga menurunkan ayat: “Memisahkan anak itu dua tahun.” (Luqman: 14) Jadi memisahkan anak dua tahun dan hamil enam bulan, (genaplah tiga puluh bulan). Setelah itu para sahabat kembali dengan menyetujui pendapat lbnu Abbas ini, dan akhirnya ketetapan itu menjadi suatu ijmak. Kemudian alasan ditetapkannya masa paling lamanya hamil empat tahun, ialah dalil istiqrak. Imam Malik berkata: ini tetangga saya, isteri kepada Muhammad bin ‘Ajlan, adalah wanita yang dapat dipercaya, dan suaminya juga lelaki yang jujur. Sudah tiga kali wanita tetangga saya itu mengandung yang lamanya dua belas tahun, masing-masing kandungan lamanya empat tahun.

Riwayat Imam Malik ini juga diberitakan oleh Mujahid. Dan ada seorang laki-laki datang kepada Malik bin Dinar. Laki-laki itu berkata: Hai Bapaknya Yahya! Sudilah kamu mendoakan perempuan hamil yang sudah empat tahun menderita kesusahan! Malik bin Dinar lalu mendoakan untuk perempuan itu. Sekembalinya dari rumah Malik bin Dinar, laki-laki itu didatangi oleh seseorang, dan katanya: Temuilah isterimu! Laki-laki itu pun pergi pulang untuk menemui isterinya. Tidak lama kemudian, laki-laki itu kembali ke rumah Malik bin Dinar dengan menggendong anaknya yang umur empat tahun, sedang giginya anak itu sudah tumbuh rata. Wallahu-a’lam.

Di sini kami tidak menerangkan perbedaannya, dan tidak menuliskan Ringkasan Mafhumnya, mudah-mudahan apa yang telah kami tulis dapat difahami.

Demikian ulasan : Masa Mengandung (Masa Hamil) (Kutyipan dari Haidhun Nisaa) Ulasan ini masih bersambung pada: Yang diharamkan sebab haid  Semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua.Terimakasih